Seminggu penuh pekerjaan di kantor seakan tidak ada habisnya membuat Ollie benar-benar kelelahan di akhir pekan. Akhir pekan ini benar-benar cerah, bersantai seperti apa yaang akan dia pilih hari ini untuk menghilangan penat karena pekerjaan di kantor yang super sibuk dan suntuk karena diskusi yang dilakukan dengan ayah seminggu yang lalu membuatnya benar-benar ingin mencari hiburan untuk akhir pekan ini.
Hiburan yang Ollie pilih terkadang membuat saudara-saudaranya pada heran, sebagai anak kedua dari lima bersaudara membuat Ollie sedikit terasing dari kakak yang tertua yang telah menikah dan memiliki dua orang anak, adik lelakinya yang dibawahnya juga sudah menikah dan mempunyai satu orang anak, sedangkaan dua adiknya yang paling muda masih kuliah. Ollie berpikir bahwa saudaranya punya kehidupaan yang lebih baik dari dirinya, Ollie sedikit cemburu tetapi selalu berpikir Tuhan tahu yang terbaik untuknya saat ini.
Hobinya sering dibilang aneh oleh adiknya yang tidak suka membaca, apabila sedang suntuk bukan jalan-jalan ke tempat wisata atau ke tempat-tempat hiburan untuk bermain. Dia lebih memilih ke toko buku, membeli dan membaca buku itu di rumah dengan santai di tempat tidurnya. Ini membuatnya lebih tenang, kalau ingin membaca bacaan konyol dan tertawa pilih komik dengan cerita yang paling lucu, kalau ingin perenungan pilih cerita yang banyak mengandung unsur perenungan dalam hidup, lagi melankolis pilih n****+ percintaan, atau lagi butuh yang mendebarkan dia pilih cerita tentang misteri.
Pernah suatu satu hari Ollie dibilang gila oleh adiknya saat habis tes dengan sebulan penuh membaca buku untuk persiapan tes, dan setelah mengerjakan soal yang sangat banyak dari tempat tes langsung ke toko buku. Mereka menghubungi kemana perginya setelah tes selesai dan belum pulang. ”Jam berapa pulang?” pertanyaan pertama yang terlontar dari adiknya setelah selesai Ollie bilang halo.
”Lagi stres dan pusing kepala habis mengerjakan soal tadi, jadi jalan-jalan sebelum pulang biar hilang stresnya.” Jawab Ollie sambil malas karena kepala masih terasa berdenyut-denyut sakit.
”Kemana jalan-jalannya?”
”Ke Mall, cari buku.”
”Apa? Habis baca buku sebulan dan mengerjakan tes, sekarang akan baca buku lagi untuk menghilangkan stres!” suara heran adiknya benar-benar membuatnya tertawa. ”Apa tidak salah? Orang kalau lagi stres pergi kemana gitu, kok ini malah pergi ke toko buku dan membaca kembali. Benar-benar tidak seide dengaan diriku.” Kata Lulu panjang lebar, Ollie hanya tersenyum karena ini membuatnya tenang.
”Tetapi ini membuatku tenang kok. Sudah ah, bentar lagi aku pulang.” Jawab Ollie sambil memutuskan sambungan PONSEL. Hal itu menjadi Ollie sedikit aneh dalam memilih hiburan buat saudaranya. Tak terkecuali hari ini, Ollie lebih memilih menghabiskan libur dengan berburu buku terbaru.
Terkadang Ollie berfikir, dirinya tidak terlalu berbeda kok dengan mereka masih suka apa yang mereka lakukan, namun memang banyak hobi yang tidak sama dengan mereka, seperti memancing, atau olahraga yang dia pilih. Ollie suka olahraga, hampir semua olahraga, tetapi yang dia geluti benar-benar pilihan ekstrim buat mereka, Beladiri. Ini pilihan bukan untuk sombong tetapi lebih untuk kesehatan.
Untuk menghilangkan penat kalau tidak membaca buku, dia lebih suka menikmati pemandangan yang hijau. Keindahan lukisan alam benar-benar membuat siapa saja kagum, tetapi di kota itu tidak dapat dilakukan karena tidak banyak tempat dengan hamparan hijau yang terbentang. Jadi dia kembali ke hobinya membaca bacaan ringan.
Pergi jalan-jalan, seperti ini lebih suka kalau naik kendaraan umum daripada membawa kendaraan pribadi. Dia tidak mau repot-repot pindah parkiran jika mau pergi ke seberang jalan atau lebih jauh lagi. Belum lagi kalau mau pulang harus berjalan kembali ke tempat pertama datang padahal sudah jauh dan juga tidak bisa istirahat di jalan karena capek.
Tapi hari ini rute jalan-jalan hanya ingin pergi ke toko buku, cari bacaan baru. Biasa kalau akhir pekan orang akan ramai memenuhi mall dan tempat-tempat hiburan lain juga, menambah satu daftar lagi buatnya tidak menggunakan kendaraan pribadi. Tidak terkecuali ke toko buku yang akan dia kunjungi.
Kebiasan kalau sudah masuk ke toko buku dan melihat-lihat akan jadi lupa waktu. Mencari buku yang menarik untuk dibaca di rumah, melihat dan membaca sinopsis buku terbitan terbaru apakah menarik atau tidak. Namun terkadang terlalu banyak yang menarik dan harus dipilih mana yang akan dibeli sekarang membuatnya terkadang lupa akan ke sekitar.
∞
Akhir pekan yang cerah, pencarian yang dilakukan minggu kemarin hanya mengetahui bahwa Violet tidak ada di rumahnya dan bekerja di kota, yang tinggal dekat pusat kota. Dekat dalam arti kata Violet tidak jauh karena masih dalam satu kota, tetapi sangat jauh kerena tidak tahu keberadaannya di mana.
Hendry melangkahkan kaki ke toko buku, ternyata banyak orang. Apakah aku akan bertemu dengan Violet disini batinnya. Mengingat mall ini berada di pusat kota, yang berati kemungkinan besar ia bisa bertemu dengannya di sini. Dengan harapan yang besar, Hendry mengedarkan pandangan melihat banyak orang yang memadati toko buku ini dan mengamatinya pengunjung yang ada.
Dia berencana membeli bacaan untuk mengisi waktu luangnya saat tidak ada tugas jaga. Matanya melihat sepintas gadis itu sebelum menghilang di etalase buku karena jauh dari tempat Hendry berdiri, dia merasa melihat sosok Violet dari gadis itu.
Hendry bergegas ke arah gadis itu menghilang, sebelum sampai di etalase buku tempat gadis itu tadi menghilang ia melambatkan langkah sambil melirik gadis tersebut apakah sudah bisa dia lihat atau belum.
Dia melihat gadis itu dari samping berkacamata, dan rambut ikal dikucir kuda dipotong dengan gaya membuatnya kucirnya tidak rata dan sangat berbeda dengan Violetnya, pakaian yang dikenakannya juga tidak seperti yang sering Violet gunakan, biasanya Violet suka memakai gaun atau rok. Gadis ini memakai baju kasual dan terlihat santai dengan celana gunung. Tetapi sosok itu mengingatkannya pada Violet, apakah diriku putus asa Hendry membatin.
Wanita yang dia lihat itu tidak seperti ingatan Hendry tentang Violet kecilnya, namun ia begitu tertarik dengannya dan mulai mengamatinya dari jauh. Kemudian mulai mendekat kearahnya, sambil berpura-pura melihat judul buku-buku yang berada di etalase, Hendry bergeser terus mendekat kearah gadis itu yang berdiri menghadap kearah berlawanan dengan Hendry. Sampai ia menabrak gadis tersebut dengan sengaja dan pura-pura terkejut.
”Maafkan saya!” kata mereka hampir serempak. Hendry melihat gadis tersebut juga terkejut, yang berarti dia juga tidak melihat kedatangan Hendry ke arahnya karena terfokus ke buku yang ada di etalase.
Hendry memandang gadis tersebut tersenyum malu-malu sambil menundukkan kepala dan berlalu dari etalase itu. Senyum itu menghantui Hendry selama ini, dan membuat ia tersentak. Apakah gadis itu Violet? Tetapi kenapa berbeda jauh saat masih kecil. Dan dia juga tidak mengenali diriku.
Setelah itu Hendry menghabiskan waktu di toko buku untuk melihat gadis itu dari jauh, mengamati tingkah lakunya. Sampai gadis itu menuju ke kasir dan Hendry mengambil satu buku dan berjalan menuju ke kasir juga, dan antri di belakangnya.
Antrian lumayan panjang di kasir, membuat keberadaan Hendry lebih dekat dengan gadis itu. Aroma bunga tercium olehnya, parfum yang unik pikir Hendry. Walaupun mempunyai penampilan yang terlalu santai dan terliht cuek, namun tetap memiliki sisi feminim. Setiap orang memiliki aroma yang khas walaupun itu dari parfum yang sama perbedaan yang kecil memang, namun tetap membuat perbedaan itu nyata dengan siapa yang memakainya.
Cuek, mandiri dan percaya diri terpancar dari gadis itu, setelah membayar dan menerima barang yang telah dia bayar berjalan keluar dengan meninggalkan senyum dan terima kasih darinya. Suara yang lembut, tidak seperti penampilannya.
Pribadi yang unik dan mengusik Hendry, belum pernah ada seorang gadispun yang mengusiknya seperti ini. Kenapa sekarang? Banyak gadis-gadis yang berusaha menarik perhatiannya selama ini, baik di kampus dulu, bahkan sekarangpun di tempat kerja. Tetapi tidak satupun menarik perhatiannya, hingga hari ini saat dia melihat gadis itu.