18

1522 Kata
          Hendry mengajak Dian untuk kembali ke ruangan perawatan Ollie untuk memberitahu kondisi Ollie saat ini. Saat mereka mencapai pintu ruangan perawatan Ollie terdengar ada orang yang marah kepada Ollie.           ”Mengapa kau menyembunyikan penyakitmu dari kami?” ayah Ollie berkata dengan marah kepada anaknya yang terbaring. Ia sebenarnya sangat takut dan cemas mendengar kabar saat di luar kota, bahwa Ollie masuk klinik dan tidak sadarakan diri karena penyakit jantung yang dideritanya.           Hendry yang mendengar suara amarah yang terlontar dari ayah Ollie, ia segera masuk dengan keadaan marah. ”Jika anda tetap bersikap seperti itu saya akan  mengusir anda keluar dari ruangan ini. Tidak peduli apakah anda orangtuanya? Saya tidak mengizinkan pasien saya mengalami serangan kembali karena perilaku seperti ini.”           Semua orang yang ada di ruangan sangat terkejut dengan pernyataan yang terlontar dari Hendry, tersebut termasuk Ollie yang sedari tadi hanya menunduk saat ayahnya memarahinya.           Kedua laki-laki itu bersitegang dengan sikap mereka, seperti tidak ada satupun yang akan mengalah.           ”Kau mungkin dokternya, tetapi aku ayahnya. Aku berhak untuk memarahinya karena croboh terhadap kesehatannya.”           ”Anda memang ayahnya. Tetapi aku dokter yang menanganinya. Apakah anda ingin melihat ia mendapatkan serangan kembali sehingga tidak sadarkan diri seperti kemarin!”           Mendengar itu ayah Ollie terlihat gelisah, dan memandang cemas kearah Ollie. ia bertanya-tanya apakah ia telah membahayakan anakanya karena kecemasannya sehingga saat datang dan melihat Ollie yang sudah bercanda dengan Lulu membuat ia meluapkan kecemasan dengan mememarahi Ollie.           Melihat ayah Ollie yang gelisah, Hendry juga sadar bahwa ia juga tidak profesional tadi. Ia terlalu terbawa perasaan dan keinginan untuk melindungi Ollie begitu kuat.           ”Saya minta maaf, karena membentak Bapak. Saya tidak ingin kesehatan Ollie memburuk.” Pernyataan penyesalan itu, membuat ayah Ollie tersenyum sedih memandang Hendry.           ”Tidak apa-apa. Saya salah karena bertindak diluar kendali.”           ”Saya tadi sudah membicarakan keadaan Ollie dengan kakaknya, saya akan memberitahu bagaimana kondisi Ollie saat ini. Apakah kalian siap?” ayah, ibu, Dian, Lulu dan Ollie memandang kearah Hendry, mereka semua mengangguk untuk menyetujui.           ”Ollie menderita stenosis katup aorta. Ia membutuhkan operasi untuk memulihkan kesehatannya, sebelum operasi dilakukan ia harus meminum antibiotik untuk mencegah terjadinya infeksi pada katup jantungnya.”           Semua orang terkejut mendengar bahwa Ollie harus mendapatkan operasi untuk bisa sembuh. Ollie memandang Hendry dengan pasrah, mata mereka saling menatap dengan intens. Dan Olliepun senyum pasrah mendengar itu, ia tidak tahu dari mana uang agar ia bisa dioperasi.           Keadaan sunyi itu berlangsung lama, keluarga Ollie yang syok mendengar berita tersebut. Mereka memandang Ollie dengan sendu tetapi saat Ollie hanya memandang Hendry dengan intens diantara mereka berdua. Semuanya kecuali Lulu mulai bertanya-tanya sendiri, ada hubungan apa antara Ollie dan dokter ini.           Sebelum sempat mengungkapkan apa yang ada di benak mereka. Suara pintu dibuka mengalihkan perhatian mereka ke tamu yang datang berkunjung. Seorang ibu yang berwajah ramah dan tersenyum memandang mereka, dan berjalan masuk ke ruangan perawatan Ollie.           Ibu Hendry masuk ke ruangan perawatan Ollie yang penuh dengan keluarganya termasuk Hendry sebagai dokter Ollie juga berada di sana. Saat ia melihat kearah ibu Ollie, sudah diduga sebelumnya mereka saling kenal.           Ibu Ollie yang mengenali ibunya Hendry berjalan mendekat dan berkata ”Bu Brata, kan!” mereka bersalaman dan berpelukan singkat kas ibu-ibu. ”Apa kabar, Bu?”           ”Iya. Saya Bu Brata. Bu Wirya, kan?” Ibu Ollie mengangguk mengiyakan.           ”Apa yang membawa ibu kemari?”           ”Saat saya sampai di sini dan melihat sepintas seolah mengenal ibu, makanya saya kemari untuk memastikan bahwa yang saya lihat tadi benar. Oh... Saya ke klinik ini sebenarnya untuk membesuk calon menantu saya.”           ”Di ruangan mana calon mantu ibu di rawat?”           ”Itu anaknya!” Ibu Hendry menunjuk Ollie dengan kepalanya yang menoleh Ollie dan tersenyum senang melihat Ollie yang sudah sadar. Semua keluarga Ollie memandang tak percaya kecuali Lulu. ”Dan ini anak saya, Hendry.” Bu Brata, ibunya Hendry mengelus sayang pipi Hendry. Semua orang yang berada di ruangan itu melihat Hendry dan Ollie bergantian.           ”Bagaimana kabarmu hari ini, sayang?” ibu Hendry berjalan menghampiri Ollie dan mencium kedua belah pipinya yang kaget mendengar pernyataan tadi. ”Dry, dia belum tahu tentang status yang kau umumkan di bagian administrasi klinik ini?” ibunya bertanya lembut kearah anaknya.           ”Tidak, belum ada kesempatan.”           ”Lebih baik kau beritahu ini kepada dia sekarang.” Kata ibunya halus yang sudah menghampiri ibu Ollie dan mengajaknya untuk mencari makanan ringan diluar. ”Bagaimana kalau kita mencari sesuatu untuk di minum. Biarkan mereka berdua membicarakan masalah ini. Saya bisa memberitahu sedikit yang saya tahu. Bagaimana?”           Semua orang meninggalkan ruangan itu dan hanya meninggalkan Ollie dan Hendry berdua saja. Ollie memandang Hendry dengan menanti penjelasan apa yang baru saja dikatakan oleh ibu Hendry tadi. Hendry duduk disamping Ollie dan tersenyum simpul memandang wajah serius Ollie.           ”Saat aku memberi tahu bahwa aku yang akan menjamin biaya perawatanmu saat berada di sini. Semua petugas di sini heran dan bertanya-tanya sehingga aku mengatakan bahwa kau adalah tunanganku.” Hendry menjelaskan singkat dan diam.           ”Terus.” Ollie meminta Hendry untuk menjelaskan alasan tentang kata tunangan yang baru saja disebutkan.           ”Aku melontarkannya tanpa sadar pada saat itu karena panik, tetapi kemudian aku melihat identitas dirimu saat aku menyelesaikan administrasi. Aku baru menyadari saat itu bahwa orang yang selama ini aku cari ternyata adalah kau. Aku memang tidak pernah mengatakan apa-apa kepadamu selama kita berteman, alasan sebenarnya aku kemari.”           Hendry sejenak berhenti untuk memandang Ollie yang ternyata memandang penuh perhatian menyimak semua yang ia katakan.           ”Aku datang kemari, untuk mencari orang yang dulu telah mencuri hatiku. Orang yang betul-betul aku sayang, orang yang ingin aku ajak berbagi dan bisa aku jaga. Orang yang keras kepala dan bandel tetapi tidak pernah menang kalau berdebat denganku. Ia kalah dan akan merajuk kemudian melarikan diri dari diriku.”           ”Apa hubungannya dengan diriku?” tanya Ollie masih dengan pandangan menyelidik.           ”Tidak tahukah dirimu siapa aku ini?”           Ollie menggeleng tidak tahu apa yang dibicarakannya, untuk memastikan bahwa tidak tahu siapa dirinya Hendry bertanya dengan nada heran. ”Benar tidak tahu?”           ”Yang aku tahu. Kau adalah Hendry yang berkenalan dengan diriku di toko buku. Yang dengan menyebalkan selalu menang berdebat denganku, walau terkadang dengan cara memaksa.” Ollie berkata dengan sebal ketika ingat bahwa ia tidak pernah menang jika berdebat dengan Hendry yang mengantisipasi setiap tindakan yang akan dilakukannya.           ”Benarkah?” tanya Hendry menggodanya, Ollie memasang wajah cemberut yang membuat Hendry menjelaskan siapa ia sebenarnya.           ”Aku, Hendry Hendrik. Teman satu sekolah saat kita sekolah dasar dulu.”           Ollie kaget mendengar pengakuan Hendry, matanya membulat penuh. Ia ingat nama yang disebutkan Hendry itu dan meneliti wajahnya.           ”Hen..... Drik? Anak yang suka tiba-tiba datang saat aku sendiri dan sok melindungiku kemanapun aku pergi itu.”           Hendry mengangguk tersenyum tentang penjelasan Ollie mengenai dirinya seperti itu, tetapi ia mempertegas pendapat Ollie itu.           ”Aku memang ingin menjagamu.”           ”Dan apa alasanmu menyatakan bahwa aku adalah tunanganmu.” Tuntut Ollie.           ”Aku rasa itu alasan bagus, sehingga tidak ada orang yang akan mengusikku lagi di sini.”           Hendry membuat alasan yang sederhana, karena ia tahu benar bagaimana watak Ollie. Jika ia didesak dan ditekan untuk menyadari semua hal dalam waktu bersamaan, ia akan lari menjauh. Walau sebenarnya Ollie juga mempunyai rasa yang sama, dia akan dengan cepat menutup semua jalan. Hendry tidak mau itu terjadi setelah semua ia tahu sekarang, ia akan perlahan-lahan menyakinkan Ollie.           Ollie merupakan orang yang keras kepala jika menyangkut prinsipnya, dan akan mempertahankannya. Untuk mendobrak prinsip itu perlu waktu yang lebih, untuk meluluhkan hati Ollie. Hendry akan mendekatinya dengan halus sehingga Olliepun tidak akan sadar bahwa dirinya telah diarahkan.           Melihat Hendry yang seolah mengatakan itu hal yang sepeleh, membuat Ollie tenang. Dan membuat gerakan yang sama, karena ia merasa bahwa itu alasan yang bagus dari Hendry. Teman yang melindungi dan menolong saat susah, tanpa sadar bahwa Hendry mempunyai taktik di belakangnya.           Hendry tersenyum menggoda kepada Ollie yang masih terpaku menatapnya dan banyak emosi yang terlihat di wajah itu. Ada sepintas terlihat senang, tak percaya, dan akhirnya menggeleng. Kemudian wajah itu berubah mengernyit seakan-akan teringat sesuatu.           ”Tunggu! Tunggu! Tunggu!” Ollie memusatkan pada sesuatu untuk mengingatnya ”Apa maksud dengan seorang anak yang mencuri hati itu?”           Hendry kaget dan segera sadar, jika ia tidak bisa membuat alasan yang bagus sebelum ia mendapat kepercayaan Ollie bahwa ia menyukai Ollie dengan tulus. Ini akan menjadi alasan Ollie untuk menarik diri dari dirinya.           Akhirnya Hendry hanya mengangkat kedua bahunya seakan ia tidak mengatakan hal tersebut dan berkata ”Apa aku tadi menyebut hal tersebut? Aku tidak ingat.” Hendry berpura-pura mengingat apa yang barusan ia katakan dan menggeleng seakan ia tidak tahu apa yang dibicarakan Ollie.           ”Jangan berkata bahwa kau melupakan apa yang baru saja engkau katakan tadi!”           ”Aku tidak ingat. Dan sebaiknya kau istirahat sekarang. Aku akan melanjutkan tugasku di sini.”           Hendry berdiri dan terlihat cuek, ia berpura-pura tidak mengerti apa yang Ollie katakan. Dan meninggalkan Ollie sendiri dengan memandangnya tak percaya. Setelah Hendry meninggalkannya, Ollie menggerutu dan berbaring kembali. Ia duduk tanpa sadar saat berdebat dengan Hendry, ini perdebatan mereka pertama setelah Ollie sakit.           ”Selalu melarikan diri dan mengalihkan pembicaraan. Dasar Drik. Tak pernah berubah. Mengapa aku tidak sadar bahwa ia adalah dia selama ini.” Ollie mendesah dan membuat dirinya rileks dan akhirnya tertidur.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN