Pada tengah hari saat istirahat makan siang, teman-teman kantor Ollie datang berkunjung. Membuat suasana kamar Ollie menjadi semarak dan dipenuhi oleh gelak tawa. Senda gurau memenuhi rungan itu, untuk memberi semangat kepada Ollie agar cepat sembuh.
Pertama melihat dari jauh, Hendry tersenyum senang karena Ollie lebih banyak tersenyum hari ini. Walau wajahnya masih terlihat pucat, namun wajah itu terlihat cerah dan ada sedikit semu merah yang membayang. Namun senyum Hendry hilang secepat datangnya, saat melihat ada teman Ollie yang laki-laki berbicara lebih dekat dan membuat Ollie tersipu.
Hendry memasuki ruangan itu, memandang kepada semua orang yang berada di rungan itu dan menyakinkan mereka bahwa Ollie butuh lebih banyak istirahat. ”Pasien butuh lebih banyak istirahat. Sedikit kelelahan akan membuat kondisinya memburuk. Aku harap kalian tidak terlalu membuatnya capek.”
Semua teman-teman Ollie memandang Hendry dengan teliti dan melihat jubah yang ia kenakan mereka tersenyum malu. ”Maafkan kami, dokter. Kami tidak sadar, kebiasaan dan sedikit terbawa suasana.”
Sunyi melanda ruangan itu dan membuat sedikit suasana menjadi canggung. Ollie memecah keadaan dan berusaha meredakan ketegangan yang seketika terbentuk.
”Aku tidak capek. Dengan kehadiran kalian semua membuat aku senang. Dokterku ini sedikit lebih protektif terhadap pasiennya.”
”Iya kita maklum. Terutama jika pasiennya adalah makhluk cantik seperti dirimu.” Lelaki yang berbicara menggoda Ollie berkata dengan bermaksud melucu. Ollie tersenyum simpul mendengar itu, namun wajah Hendry tetap serius.
”Kami pamit dulu. Cepat sembuh Violet.” Bos Ollie mendekat dan menyalaminya memberi semangat. Dan diikuti semua teman-teman Ollie yang lain.
Setelah teman-temannya keluar dari ruangan perawatannya, Ollie memandang Hendry dengan kesal dan cemberut.
”Apa yang kau lakukan dengan masuk ke sini dan berbicara seperti itu kepada teman-temanku tadi?”
”Mereka akan membuat dirimu lelah. Dan itu tidak baik untuk kesehatanmu. Mereka juga sudah terlalu lama.” Hendry menjawab dengan tenang dan tidak terpengaruh kemarahan Ollie. Tetapi Hendry berusaha menahan amarahnya yang mendadak keluar saat melihat lelaki itu menggoda Ollie tadi. Dengan memadang wajah tenang tanpa ekspresinya.
”Mereka baru beberapa menit di sini. Dan aku tidak merasa lelah sedikitpun.” Ollie menarik nafas dengan perlahan sejenak ”Kau tidak boleh menjadikan alasan karenan diriku sakit untuk menjauhkan teman-teman yang aku punya dariku.”
”Tentu saja tidak. Jika mereka tidak mempunyai maksud tertentu.”
Jawaban dingin Hendry membuat Ollie terpana dan bertanya ada apa dengannya. Ini tidak seperti Hendry yang pernah ia kenal, baik saat kecil dulu maupun saat mereka menghabiskan waktu bersama selama sebulan ini.
Ollie terkejut sendiri saat menyadari nada dari suara Hendry, setelah ia memikirkannya dengan teliti. Di sana ada nada protektif seolah-olah ia dokter yang mencemaskan keadaan pasiennya, namun pernyataan dan nada suara itu terdengar seperti cemburu. Ollie mnenyeringai dan akhirnya bibirnya membuat senyum lebar kearah Hendry.
”Ada apa dengan wajah ini?” Hendry bertanya saat melihat perubahan di wajah Ollie, karena ia hafal kebiasaan Ollie saat ia menggodanya.
”Ada apa dengan reaksi berlebihan ini?” Ollie balas bertanya dengan cengiran di wajahnya.
”Kau menikmati kondisiku saat ini?” Hendry menggeleng tak percaya kearah Ollie, dan membuat Ollie semakin melebarkan senyumnya.
”Kalau kau tidak terbaring sakit saat ini. Aku akan..... aku akan....” Hendry kehilangan akat-kata yang ingin diucapkannya dan meremas rambutnya dengan frustasi.
”Apa yang ingin kau lakukan kepadaku?” tantang Ollie.
Hendry memandang Ollie dengan seksama, ia meneliti wajah Ollie kemudian tersenyum jahil. Ia mendekatkan wajahnya kearah Ollie. Melihat wajah Hendry yang serius dan mendekatkan wajahnya kearahnya. Membuat Ollie kaget dan terlihat panik, ia cepat-cepat berpaling.
Melihat Ollie yang panik dan berpaling, Hendry mendekatkan mulutnya kedekat telinga Ollie dan berbisik. ”Satu sama. Aku akan pergi sekarang. Kau lebih baik beristirahat kembali dan jangan lupa minum obatnya. Aku akan kembali lagi nanti.”
Hendry pergi meninggalkan Ollie sendirian di ruangan perawatannya. Ollie heran melihat Hendry yang tersenyum puas karena dirinya kelabakan saat ia mendekatkan wajahnya yang penuh tekad dan perhitungan kearahanya tadi.
Perawat memasuki ruangan perawatan Ollie untuk memberikan obat siangnya dan memeriksa kondisi Ollie saat itu, ia menyapa ramah Ollie.
”Bagaimana perasaannya hari ini?”
”Lebih baik, Sus.”
”Saya ikut senang.” Ia tersenyum sebelum memulai pembicaraan dengan Ollie. ”Kami semua di sini penasaran seperti apa orang yang bisa menaklukkan gunung es.”
”Gunung es?” tanya Ollie tidak mengerti.
”Iya. Kami menyebutnya untuk dr. Hendry.” perawat tersenyum ”Dia tidak pernah membuka diri kepada siapapun, sepertinya ia sibuk melakukan pencarian dan menanti seseorang.”
Ollie tersenyum simpul mendengar perkataan perawat itu. Dan perawat itupun bertanya dengan penasaran kepada Ollie. ”Di sini banyak yang mencoba mendekatinya tetapi tanggapannya sangat dingin. Apa yang membuat dirimu berbeda?”
”Sepertinya kalian harus bertemu dengannya 23 tahun yang lalu, agar dapat menarik perhatiannya.” Melihat perawat itu heran, Ollie menambahkan keterangannya. ”Kami bertemu saat sekolah dasar.”
”Oh....” perawat akhirnya paham maksud Ollie. ”Kami sangat senang dengan perubahan ini, karena dr. Hendry lebih riang dan dapat bergurau sekarang. itu terjadi sekitar sebulan yang lalu.”
”Mbak tahu tidak? Dia sangat cemas saat membawa mbak ke sini. Sebelum mbak sadar, sikpanya lebih mengerikan dibandingkan saat pertama kali masuk ke sini.”
Ollie memandang perawat itu, ia paham betul bagaimana sikap Hendry. ia bisa menjadi orang yang paling menyebalkan bila suasana hatinya tidak bagus. Ollie paham dengan sebulan pertemanan mereka dan ia sedikit ingat tentang masa kecil mereka. Itu seperti sifat dasar Hendry yang menyebalkan.