Ilka mendengar suara ketukan di pintu depan rumahnya. Menyisakan sebuah nada sumbang yang menyakiti telinga dan mengahancurkan seluruh kewarasan dalam dirinya. Ilka mencoba bergulat dengan kekuatan tubuhnya. Ia berusaha berdiri dengan kedua kakinya. Melangkah hati-hati dengan berpegangan pada dinding sebagai tumpuan. Ia layaknya seorang balita besar yang belajar berjalan. Kepayahan, meski melewati jalanan datar tanpa hambatan. Mendengar ketukan pintu sekali lagi, Ilka yakin sang tamu bukan sosok Loli yang tiba-tiba menghilang tanpa alasan yang tak ingin ia pusingkan. Tapi meski begitu justru menjadi tanda tanya besar yang tak bisa terjawab sampai keadaannya membaik. Mengesampingkan berbagai pendapat, Ilka kemudian membuka pintu yang menjadi pemisah sekaligus sumber bunyi menyebalkan yang