"Arien, sekarang katakan yang sebenarnya pada Kakak. Apa benar Radit menyakitimu? Apa dia tidak memperlakukanmu dengan baik? Katakan yang sebenarnya Arien. Kakak sudah menganggapmu adik Kakak sendiri. Jadi tolong ... jangan ada yang dirahasiakan lagi. Tidak ada gunanya juga kamu menutupi semuanya dari Kakak. Pikirkan kondisi kamu dan anak kamu ke depannya. Jika benar Radit menyakitimu, berarti ...." Madava menggantung kalimatnya, masih menatap pilu Ariena yang tengah berbaring lemah di atas bed kamar perawatan demgan selang inpus di yang menggantung di tangan kirinya. Lelaki itu tampak menguar tatapan pilu. Ia begitu takut sekarang. Ariena yang sejatinya menjadi amanah untuk dijaganya, sekarang terbaring lemah tak berdaya. Perempuan itu sosok tanggung yang dikenalnya sejak duduk di bang