Andari tak henti memandangi Angga yang pagi sekali sudah berada di apartemennya. Pria itu masuk karena Lena yang membukakan pintu untuknya. Andari yang baru bangun tidur dan masih menggunakan piyama sebelumnya langsung ngibrit lari ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Rasanya seperti mimpi pagi-pagi sudah melihat wajah tampan pria yang disayanginya itu di dapartemennya sendiri. Padahal dua baru beberapa hari lalu seminggu ini mereka tak berkomunikasi karena Angga yang juga sibuk mengurus kepindahannya dari Belanda ke Inggris. Tidak. Andari masih bermimpi karena tak percaya kalau pria itu benar-benar menyusul diriya yang sedang menimba ilmu di negeri orang. Andari menelan ludah dengan susah payah mengingat apa yang pernah diucapkannya beberapa waktu lalu saat mereka baru berbaikan.