“Mas lagi apa?” tanya Andari saat gadis itu hendak menjemur handuk yang dipakainya setelah mandi. “Masak,” jawabnya pendek namun dengan senyum lembut dan hangat. “Ibu masih di tempat hajatan, ya?” tanya Andari lagi sambil menghampiri Angga setelah kembali dari belakang rumah. Pria itu hanya bergumam sambil terus fokus dengan apa yang dilakukannya. Memotong-motong sayuran dan merajang bumbu yang akan digunakan untuk membuat masakan. Sore ini, rumah masih sepi. Hanya ada tiga kucing milik Galuh dan mereka berdua di sana. Galuh dan Kala sendiri entah pergi ke mana saat Sumarni juga masih bantu-bantu di rumah tetangganya. “Sini aku bantu!” Andari menawarkan diri untuk membantu pria itu. “Tidak usah. Kamu istirahat aja. Nanti bau angit lagi.” Andari terkekeh. “Apaan, sih. Nggak lah.”