“Kak Andari jangan pergi!” “Kakak nggak mau Ayah kamu nanti semakin marah. Kak Andari minta maaf, ya, Sayang.” Perempuan itu mengusap kepala gadis yang masih memeluknya erat di depan teras rumah. “Lho, ada apa toh ini?” Sumarni yang baru pulang bersama tetangganya yang lain langsung heran saat melihat Andari dan Kala sudah siap pergi dari rumahnya. “Aku tak pulang dulu nggih, Bude,” ucap seorang wanita yang membantu Sumarni membawakan rantang dan makanan lainnya yang dikemas dengan besek. “Mbah, Ayah tadi marah sama aku. Terus Kak Andari cuma belain. Tapi Ayah jadi marah juga sama Kak Andari. Dan sekarang Kak Andari sama adeknya mau pergi. Mbah bilangin Kak Andari jangan pergi sekarang!” terang gadis yang bicara sambil sesenggukan itu. Angga sendiri memilih pergi berkendara dengan m