“Aaaaa! Ayo buka mulutnya!” Tangan Angga sudah pegal memegangi sendok yang masih mengambang di depan mulut Andari. “Aku makan sendiri aja, Mas.” Angga menggeleng. “Ibu bilang kamu lemas sampai tidak bisa pegang sendok.” “Bisa kok sekarang. Sini kukasih liat!” Andari mencoba meraih sendok di tangan Angga. Namun, pria itu menjauhkannya. “Mas!” “Saya tahu. Tapi Ibu pesan supaya kamu disuapi.” Kening Andari terlipat banyak. “Masa, sih, Ibu pesen gitu?” “Tak telepon Ibu kalau ndak percaya.” Pria itu sudah gemas karena gadis di hadapannya itu masih tak mau membuka mulutnya sama sekali. “Ayo Andari. Saya juga lapar.” “Ya udah Mas makan aja kalau gitu. Nanti makanannya keburu dingin.” “Ndak masalah. Yang penting makanan kamu jangan sampai dingin. Perut kamu kan masih ndak enak.” And