Tak lagi terdengar suara Marry, Marsha mengembuskan napasnya sedikit lega. Setidaknya ibunya Mark sudah meninggalkan apartemen sehingga dia bisa keluar kamar. Pintu kamar dia buka lalu menyembulkan kepala keluar melihat keadaan. Benar saja, hanya ada Mark sendirian yang ketika mendengar suara pintu langsung mendongak hingga keduanya saling bersitatap. "Siapa tadi yang datang? Mommy-mu?" tanya Marsha sembari mendekat pada Mark. Berniat duduk, tapi kalah cepat dengan Mark yang sudah menarik tubuhnya. Marsha menjatuhkan diri di tanganan sofa dengan Mark yang memeluk pinggangnya erat. Pria itu mendongak lalu berkata, "Kita menikah secepatnya. Aku tidak bisa lagi menundanya, Marsha." Mulut Marsha terbuka dengan mata membulat sempurna. "Apa yang kau katakan itu, Mark. Berapa kali aku katakan j