Tak banyak waktu yang dapat Marsha gunakan untuk berpikir dan mengambil keputusan karena sore ini pria yang telah memaksa menikahinya, sudah menunggu di depan lobi kantor. Siapa lagi jika bukan Mark Patterson. Kemarin, mungkin Marsha bisa terbebas hidupnya karena Mark yang membiarkannya meninggalkan apartemen setelah perdebatan panjang soalan pernikahan paksa yang juga belum menemukan titik temu. Marsha sendiri yang tetap tak mampu memberikan jawaban akan kesediaannya menikah dengan pria itu. Sekarang Mark yang ketampanannya menjadi pusat perhatian para karyawan rekan kerja Marsha, tak ayal membuat Marsha buru-buru menemui pria itu serta membawa pergi Mark dari area kantor agar terhindar dari jangkauan juga perhatian orang-orang. Marsha tidak ingin menjadi topik pembahasan di kantor kar