Letta bisa terlelap dengan nyenyak semalam. Suara-suara burung dan hewan pagi menyapa pendengaran gadis itu. Setelah berguling-guling untuk beberapa waktu, akhirnya dia pun perlahan membuka matanya. Begitu bisa mengenali tempatnya berada, Letta pun duduk. Satu hal yang terlintas di pikirannya adalah, bagaimana bisa bangun sepagi ini–mengingat track record-nya sebagai tukang tidur. Sambil mengeliat ia memperhatikan jam dinding. Pukul 05.05. Langit di luar masih gelap meskipun semburat terang sudah mulai muncul. Para gadis di kamar itu–kecuali dirinya–masih bergelung nyaman di dalam selimut terbuai mimpi. Entah jam berapa mereka semalam masuk kamar, ia tidak tahu. Letta sangat senang mendapat jatah bed di bagian atas Miriam, sehingga bisa membalas kejahilan teman barunya itu kapan saja