Letta merasa tubuhnya sangat ringan. Namun perlahan inderanya kembali. Keheningan yang seperti tak berujung akhirnya berakhir. Terusir oleh suara-suara samar orang yang sedang berbincang. Kelopak matanya bergerak-gerak, berusaha dibuka meski terasa berat. Sedikit saja cahaya masuk, membuat pandangannya berbayang dan tidak fokus. Tiba-tiba nyeri hebat menyerang. Kepalanya berdenyut-denyut, menjalar ke sekujur tubuhnya. Mata yang membuka sedikit tadi, tertutup kembali. "Dia sadar, Yang Mulia," kata seorang wanita pada laki-laki yang sedang berdiri memandang ke luar jendela. "Oh, akhirnya," ujar laki-laki itu. Rambut coklatnya mengkilat tertimpa cahaya bulan, serasi dengan pakaian kerajaan dari abad pertengahan yang dikenakannya. Dia menghampiri ranjang besar di tengah ruangan. Lalu berdiri