Katanya, Maaf Tak Selalu Menyelesaikan Semuanya

2559 Kata

 "Gala!" Dia tetap melangkah pergi. Terlihat sangat terburu-buru, tanpa menoleh ke arahku. Bahkan temannya itu sesekali berbalik hanya untuk memandangku dengan raut bingung, lalu kembali mengimbangi langkah kaki Gala. Aku ingin mengejarnya, tetapi bagaimana dengan koperku? "Argh!" Sedikit berlari, aku mengambil benda besar segi empat, lalu dengan susah payah berusaha mendapatkan Gala. "Gala! Tungguin! Ini gue!" Kenapa dia nggak berhenti? Kenapa dia sama sekali tak mendengar? Apa di matanya, aku tak terlihat seperti 'sweetie'? Apa ini mimpiku padahal aku masih berada di atas kasur? Apa ini hanya delusiku sebab di kehidupan nyata, Gala nggak mungkin mengabaikan. Iya, ini pasti nggak nyata. Namun, kenapa aku tak kunjung terbangun? Kenapa langkahku semakin terburu-buru dan kesulitan de

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN