“Menikah?” tanya Rhea memastikan ajakan Abian sebelumnya. Tatapannya beralih pada kedua tangan mereka yang saling terpaut dan kembali menatap Abian dengan keraguan. “Kamu enggak salah ngomong?” Abian menggeleng tanpa ragu. “Enggak,” jawabnya tegas. Rhea memang menangkap keseriusan dari kedalaman netra Abian. Hanya saja, citra brengs*k dan mes*m sudah melekat pada diri Abian dan itu membuat Rhea menjadi ragu. Ia mencoba melepaskan tangannya dari genggaman Abian dengan perlahan. “Kita belum saling mengenal, Abian. Bahkan hubungan kita diawali karena malam sialan itu.” “Aku tahu, Rhe. Tapi aku juga memikirkan masa depan janin yang ada di kandunganmu.” Untuk sesaat Rhea merasa kecewa. Jawaban Abian ternyata jauh dari ekspetasinya. Ia segera menggeleng, menepis semua perasaannya dan berk