Eps 20. Awal

1762 Kata

Semua mata terbelalak, menatap kearah Alan yang diam, bahkan tak ada bagian tubuh yang bergerak seinci pun. Termasih si upil, dia tetap diam dilubangnya. Eh, ralat. Tadi bukan semua orang, ada pengecualian, yaitu nyai Yanti. Dia menghela nafas, mengalihkan pandangan yang kini terlihat begitu santai. “Bagaimana? Apa kamu bisa?” tanya Kyai Fata, menatap serius ke Alan. Terlihat hidung mancung serta dahi Alan yang keluar rintitan keringat. Membuat Alan mehela nafas berat beberapa kali. Merem, mengeratkan kepalan tangan. Ragu, itu yang ia rasakan sekarang. Bahkan ia sama sekali tak mengenal huruf hijaiah. Bella menggigit bibir bawah, mencengkram erat ujung baju. Menunduk, menatap kedua kaki alan yang berdiri tepat disebelahnya. ‘Ya Allah, aku mohon. Lahaula walakuata illabillah.’ Batin be

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN