“Sayang ... Al,” Yana mengusap lembut bahu Alan. Di atas ranjang, Alan mengerjab pelan, mulai membuka mata, menatap keadaan sekitar yang masih samar. Matanya masih belum bisa dengan jelas melihat sekeliling. Kembali ia menutup mata, merasakan betapa nyeri dikepala. Membuang nafas panjang untuk meredam rasa sakit, walau itu ... tak seberapa. “Al,” panggilan Yana kembali membuatnya mengerjab. Alan sedikit menggerakkan kepala, menatap kearah suara yang tepat ada disampingnya. “Bund ....” suara lemah, lirih, bahkan hampir tak terdengar. Di samping Yana, Rayna menghapus embun yang hampir menetes. Meraih tangan adik tersayangnya. “Alan ....” Alan mengulas senyum tipis, mengeratkan genggaman tangan Rayna. “Bund, dalam tidur, aku mimpi.” Ucapnya dengan mata tertutup. Yana dan Rayna sama-sama