Kejutan Axel

1151 Kata

Samara masuk ke sebuah ruangan dimana Axel sedang terbaring lemah dengan alat-alat bantu nafas yang menopang hidupnya. Dia berjalan perlahan mendekatinya lalu duduk di sampingnya. Wajah Axel tampak pucat dan tirus. Tangannya begitu dingin dan ringkih saat dia memegangnya. "Pa, kenapa papa bertaruh nyawa untuk menyelamatkan aku? harusnya papa biarkan saja aku mati" ucap Samara dengan berderai air mata. Samara sudah mendengar semuanya. Dokter menyatakan harapan hidupnya hanya 50 persen. Kalaupun hidup dia akan cacat seumur hidup karena cedera tulang belakang yang begitu parah akibat kecelakaan pada waktu itu. Satu-satunya jalan adalah dengan donor sel punca. Di saat yang sama keluarga Samara berada di Mekkah untuk umroh. Mereka tidak bisa pulang cepat karena tiba-tiba saja nenek Andini

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN