14. Kencan Dadakan

2197 Kata

“Jangan lupa hari minggu besok, Dell.” Aku menggeram sebentar lalu mendongak. Ini orang sudah berapa kali sih, mengingatkan hal itu? “Iya, Pak. Saya belum pikun.” Aku melanjutkan aktifitas berkemas sebelum pulang. “Dell, nanti aku jemput di mana? Depan gerbang rumah, kah? Atau aku harus izin dulu sama Ayahmu?” Suara Evan membuatku menoleh. Oh, rupanya dia sudah selesai berkemas. “Mampir dulu boleh kok, Van, Ayah udah tahu kamu ini. Kalau aku ketahuan keluar diam-diam malah nanti diinterogasi macam-macam pas pulang.” “Oke, sekalian ketemu camer.” “Maumu!” Aku melempar bolpoin ke arah Evan dan Evan justru terbahak. Aku celingukan mencari kertas coretanku yang tadi aku gunakan untuk nulis poin-poin rapat. “Ya ampun, Pak! Kertasnya kok di remas?” Mataku melebar kaget, dan segera kurebu

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN