ANEH. Beberapa hari yang lalu aku merasa akan menjalani hidup damai sentosa; membesarkan Dante, menyelesaikan naskah dan ilustrasi, serta mengirim Dante ke akademi. Hidup biasa. BIASA. Sekarang aku justru harus menyiapkan sarapan-yang-bukan-sarapan khusus Benjamin dan Elijah. Yang satu calon pembunuh masa depan putraku. Yang satu calon pembunuhku. LUAR BIASA SEKALI, SAUDARA-SAUDARA. Padahal mereka berdua bisa saja pergi ke kafe atau restoran di hotel, memesan makanan sesuai dengan standar orang kaya, lalu meninggalkan kami—aku dan Dante—hidup bahagia selama-lama-lama-lamanya. Bagian mana dari keinginan milikku yang keterlaluan sih? Akan tetapi, aku justru harus menyajikan dua porsi pisang goreng keju dan ubi goreng untuk Elijah dan Benjamin. Makanan kesukaan Dante. Sekali lagi, aku tidak