Sudah tiga minggu Riana bekerja di rumah Zaki. Dan, selama itu pula, belum ada masalah yang berarti baginya. Mirza, dan Nisa anak-anak yang baik. Tidak pernah rewel, ataupun bertingkah nakal. Zaki, Mirna, Edah, dan Tikno, supir Mirna, juga baik kepadanya. Riana merasa betah di tempat kerja baru, meski jam 07.00, ia sudah harus ada di sana, dan baru bisa pulang setelah maghrib. Perlahan, kesedihan yang ia rasakan mulai berkurang. Apa lagi, Mirza, dan Nisa selalu bisa membuatnya tertawa dengan tingkah polos mereka. Hari ini, Mirna memanggilnya, begitu anak-anak tidur siang. "Ada apa, Bu?" tanya Riana sedikit cemas, ia takut dianggap berbuat salah. "Begini, Mbak Na. Tadi pagi, saya mendapat telpon dari Bandung, dari ayah saya. Ayah saya mengabarkan kalau Ibu saya sakit. Sore ini, saya