Follow author juga ya. Klik love dibawah kanan ya, author up setiap hari kok
Kota Jakarta selalu saja menyimpan begitu banyak rahasia yang belum terpecahkan. Bahkan banyak orang yang rela menghabiskan sisa umurnya merantau ke kota tersebut, padahal belum tentu hasilnya akan berhasil.
Pagi itu sinar matahari masuk ke dalam kamar dua insan yang sedang memeluk satu sama lain. Alfa dan juga Citra tengah berpelukan dengan begitu nyaman. Hanya saja Citra yang belum sadar dengan apa yang dilakukannya menempel pada tubuh pria asing yang sedang memeluknya dengan pelukan yang begitu nyaman itu.
Selimut yang sedikit menutupi bagian dadanya yang terekspos begitu jelas. Belahan dadanya bahkan begitu banyak bercak merah di sana yang bahkan beberapa sudah berubah warna menjadi keunguan.
Suara riuh dari tetangga membuat Citra terbangun. Matanya membelalak ketika melihat pria asing tidur disebelahnya bahkan memeluknya dengan sangat erat. Dia menyingkirkan tangan pria itu dan berusaha untuk bangun dari tidurnya. Melihat keadaannya yang berantakan, Citra memejamkan matanya dan mengingat kejadian semalam bagaimana agresifnya ia yang telah memulai semua itu efek dari obat perangsang yang ia minum dicampur dengan alkohol oleh Niko.
"Niko, sialan," gerutunya.
Baru saja ia bangun, rasa sakit dibagian k*********a membuat Citra teringat dengan kejadian semalam. Ia ingat sedikit kejadian di mana pria itu menindihnya. Rasa sakit yang membuatnya merasakan sakit yang sangat luar biasa itu.
Hilang perawan, itulah yang dipikirkan oleh Citra pagi itu. Ia melihat ke arah pria yang masih tertidur dengan sangat nyaman pagi itu. "Bangun!" ucap Citra sambil menggoyangkan tubuh pria itu hingga terbangun.
"Ada apa?" jawab pria itu dengan sangat berat.
"Apa yang kamu lakukan sama saya," Citra menangis sambil menutupi bagian dadanya serta menjambak rambutnya.
Alfa terkejut dengan apa yang terjadi dengannya dan gadis itu semalam. Alfa ingat bahwa dia adalah pria pertama yang menyentuh gadis itu dan merenggut kesucian gadis itu karena efek dari obat perangsang yang diminum oleh gadis itu.
"Ayah akan membunuhku," ucapnya dan terus melempar Alfa dengan bantal tersebut.
"Siapa ayahmu?"
"Marko Lauren," jawab Citra dengan mantap.
Alfa mendengar nama itu langsung mundur karena terkejut. Bagaimana mungkin anak dari rekan bisnisnya dengan baik ia tiduri semalam. Jujur dia terkejut dengan pengakuan gadis itu. "Nama kamu siapa?"
"Citra, lebih tepatnya Citra Lauren. Kamu sudah dengar nama Ayah saya, kan? Dia bukan orang yang bisa memberikan orang lain maaf jika anaknya terluka,"
"Ci-citra. Saya bersumpah bahwa saya tidak berniat sama sekali melakukan itu. Tapi kamu terus menggoda saya dan terus mencium saya, lihat ini sebagai bukti bahwa kamu yang mulai semuanya!" jawab Alfa menunjuk leher serta punggungnya yang dicakar oleh Citra saat ia mulai menyatukan tubuhnya dengan Citra.
Citra menggigit selimut itu perlahan sambil menangis. "Lalu saya harus bagaimana?"
"Sebenarnya apa yang terjadi?" tanya Alfa yang ingin tahu sumber dari semua ini.
"Saya menghadiri acara ulang tahun. Setelah itu teman-teman saya mengajak untuk minum-minum. Karena terlihat begitu senang makanya saya ikut,"
"Lalu kenapa kamu bisa meminum obat perangsang?"
"Itu karena Niko sialan yang sudah menjebak saya dan masuk ke dalam perangkap dia,"
Niko adalah adik Alfa dan bisa-bisanya adiknya berlaku seperti itu mencampurkan obat perangsang yang tidak seharusnya diminum oleh Citra hingga membuat semuanya menjadi rumit hingga seperti ini. Apalagi semalaman penuh Citra terus saja menggodanya dan ia tidak bisa berhenti melakukan itu.
"Kamu tidak memasukkan di dalam, kan?"
Sejenak Alfa menggaruk tengkuknya kemudian menatap Citra dengan tatapan yang penuh dengan penyesalan. Andai saja dia membawa Citra pulang dan tidak akan pernah terjadi hal seperti itu. Akan tetapi dia tidak tahu bahwa Citra adalah anak dari pengusaha rekan bisnisnya itu.
"Sayangnya saya baru pertama kali melakukan itu, Citra. Jadi saya tidak bisa lepas kontrol, dan di-di dalam," ucap Alfa terbata.
Huaaaaaa
Tangis Citra pecah seketika itu. Alfa merasa sangat bersalah atas apa yang terjadi semalam. Bagaimana mungkin nanti jika orang tua Citra tahu bahwa mereka berdua pernah tidur bersama dan melakukan hal yang salah. Citra merupakan anak yang selalu diceritakan oleh rekan bisnisnya itu dan akan dijodohkan bersama dengan Varel, keponakan Alfa. Bagaimanapun juga semua itu telah terjadi. Mau semenyesal apa pun Alfa, semua telah terjadi. Ia telah merenggut kesucian Citra dan kini hanya menunggu hasil bagaimana dia harus bertanggung jawab kepada calon istri dari keponakannya.
Sebuah bantal melayang kea rah wajah Alfa dan sontak membuat pria itu terkejut. Dia tidak bisa berpikir jernih sepagi itu dan tidak tahu lagi harus berbuat apa dengan apa yang sudah terlanjur terjadi.
"Saya antar kamu pulang. Sekarang lebih baik kamu mandi, bersihkan tubuh kamu! Setelah itu saya akan jelaskan kepada orang tua kamu. Kemudian kita bicarakan ini lagi,"
Mata Citra hampir keluar mendengar pernyataan pria itu yang hendak menjelaskan apa yang telah terjadi antara dirinya dan juga pria itu. "Kamu gila, hah?"
"Jangan pernah berpikir bahwa saya akan berkata jujur bahwa kita melakukan hubungan itu semalam. Saya akan mengantar kamu pulang dengan cara baik-baik. Setelah itu, mari kita bicarakan baik-baik. Hamil atau tidaknya kamu, harus kamu beritahu saya. Saya tidak akan kabur dari semua ini," jawab Alfa santai berusaha meyakinkan. Bagaimanapun juga dia bukan pria pengecut yang habis manis sepah dibuang.
Tiga kali dia melakukan itu dan benar-benar suatu pengalaman yang membuat Alfa merinding jika mengingatnya. Citra yang semalaman mengganggunya, dan pagi ini sudah berbeda dari semalam. Tubuh indah Citra pernah ia lihat semuanya dan mengingat bagaimana Citra mencakarnya saat ia berusaha menyatukan tubuh mereka berdua. Alfa ingat betapa sakit miliknya karena milik Citra yang masih sangat sempit.
"Citra, saya akan cari cara buat ngomong sama orang tua kamu. Jadi, ayolah berusaha untuk tetap percaya bahwa semuanya akan baik-baik saja. Saya tahu itu adalah yang pertama buat kamu, saya juga pertama kali melakukannya sama kamu,"
"Kamu tetap pria b******k," ucap Citra sambil menampar Alfa.
Alfa yang kesal karena tamparan itu langsung memegang tangan Citra kemudian menindih gadis itu. "Kamu yang menggoda saya, Citra. Bagaimana mungkin semua kesalahan itu kamu tumpahkan kepada saya? Kamu lari ke mobil saya dan pingsan. Kedua kamu telah membuat saya tidak bisa menahan nafsu saya,"
Tubuh Citra bergemetar setelah mendengar ucapan pria itu dan selimutnya pun turun dan menampakkan dadanya yang begitu membuat Alfa menelan kembali salivanya. Dia pun menutup kembali d**a Citra meski semalaman dia telah berhasil menyentuh semuanya. Akan tetapi itu dalam kondisi mabuk Citra dan efek dari perangsang tersebut.