Salah Menilai Sahabat
Haloo, kembali lagi dengan author. Cerita baru lagi kali ini yang dipindahkan dari akun w*****d author disebelah. Jadi karena ini cerita akan sampai pada ratusan chapter. Alangkah baiknya ditambahkan ke favorit dulu ya. Jangan bosan-bosan hehehe. Karena author usahakan akan tetap upload setiap hari karena chapternya yang lumayan bikin ngos-ngosan. Jangan lupa follow authornya juga. Karena ini jadwal update sudah terjadwal harap bersabar dan menunggu boom chapternya ya.
Sebelum membaca, jangan lupa follow saya ya. Ini adalah cerita kedua saya. Semoga suka, terima kasih. Harap maklum jika banyak typo bertebaran nantinya.
Menjadi perempuan yang cukup terkenal dengan bisnis orang tuanya yang cukup fantastis menjadikan seorang Citra Lauren cukup dikenal di kampusnya. Ayahnya memiliki beberapa anak perusahaan ternama di Indonesia serta memiliki begitu banyak perusahaan di luar negeri. Bukan hanya itu, gadis yang sangat suka dengan kehidupan mewah serta barang-barang yang harganya cukup gila jika dibandingkan dengan teman-temannya. Tetapi, meski begitu dia tidak ingin kuliah di luar negeri karena dia adalah seorang gadis yang tidak bisa jauh dari orang tua. Sikap manjanya barangkali membuat beberapa orang menjadi jengah karena dirinya.
Malam itu, Citra mendapatkan undangan ulang tahun dari temannya sekaligus sahabat baiknya yaitu Jane, teman yang sudah dekat dengannya selama sepuluh tahun lebih. Bahkan mereka satu kampus hanya berbeda jurusan. Akan tetapi tidak membuat keduanya terpisah jauh.
Outfit yang digunakan oleh Citra merupakan barang-barang ternama yang harganya cukup gila. Mulai dari kalung yang menempel di lehernya yang putih dan indah itu, harga yang sudah dipastikan ratusan juta itu. Sedangkan jam tangan yang ditangan kirinya dengan merk yang cukup terkenal dan harganya tentu saja juga mahal. Ayahnya memanjakannya dengan sangat baik dan selalu saja menggunakan pengawal ke manapun ia pergi.
Tetapi, malam itu dia tidak ingin bersama dengan pengawal karena akan pergi ke acara ulang tahun sahabat baiknya dan tidak mungkin ada orang jahat di sana. Citra yang menghadiahkan jam tangan cantik jika ditaksi harganya 300 juta lebih. Sebagai hadiah ulang tahun sahabatnya, tentu saja ia tidak ingin terlalu menghitung harga itu. Dia berteman baik dengan Jane sudah cukup lama. Jadi harga itu tidak terlalu mahal baginya.
Dengan dress merah yang menempal pada tubuhnya serta high heels yang begitu indah dan sangat cocok untuk dirinya. Citra melihat Jane bersama dengan salah satu pria yang menyukai dirinya sudah sejak lama, yaitu Niko. Lelaki itu dia sadari bahwa disukai oleh Jane. Maka dia tahu bagaimana harus bersikap kepada Niko.
Citra menghampiri Jane dan langsung bersalaman dengan cupika-cupiki ala para perempuan. Dia langsung memberikan hadiah itu kepada Jane, gadis itu tersenyum dan menerima hadiah tersebut dengan sangat baik. "Citra, terima kasih banyak ya, aku suka banget," ucap Jane dan langsung dibalas dengan senyuman oleh Citra.
"Selamat ulang tahun ya, Jane,"
"Terima kasih, Cit. Ngomong-ngomong tambah cantik aja, nih," goda Jane dan membuat Citra tersenyum sambil menyenggol Jane yang sedang menggodanya itu.
Di sana ada Niko yang mengucapkan selamat juga kepada Jane dan membuat sahabat Citra itu terpana. Dia tahu bahwa selama ini Jane selalu berusaha untuk mendekati Niko. Akan tetapi Niko selalu menjauhinya. Di saat yang bersamaan itu juga, Niko memuji dirinya yang cantik.
Perlahan senyum yang ada di bibir indah Jane menghilang begitu saja saat Niko memuji Citra yang cantik. Citra merasa tidak enak hati kepada Jane karena sikap Niko yang seperti itu.
"Ayo Cit, kita kumpul! Sebentar lagi acara bakalan dimulai," ucap Jane yang berusaha untuk tetap ceria dihari ulang tahunnya. Citra mengerti bagaimana perasaan Jane saat itu. Dia berusaha untuk tetap menghindari Niko saat lelaki itu berusaha untuk mendekatinya.
Acara pun dimulai, dan sesuai dengan apa yang diharapkan oleh Citra. Potongan pertama diberikan kepada Niko sebagai ucapan terima kasih karena telah datang di acara ulang tahunnya. Ia tersenyum kala lelaki itu menerima dengan baik kue yang diberikan oleh Jane dan menerima suapan pertama yang dilakukan oleh Jane.
"Dan kue kedua tentunya buat sahabat baik aku, yaitu Citra. Dan terima kasih atas kado ulang tahunnya yang begitu berharga,"Citra memeluk Jane dengan begitu erat.
Sedangkan Jane yang merasa tidak nyaman dipeluk oleh Citra. Dia sangat membenci perempuan yang sedang memeluknya itu. Dia sengaja mengundang Citra ke acara ulang tahunnya untuk mendapatkan hadiah yang ia inginkan dan tidak mungkin akan diberikan oleh orang tuanya. Ia tahu bahwa bisnis orang tua Citra jauh lebih jaya dibandingkan dengan bisnis kedua orang tuanya sendiri.
Jane mengerucutkan bibirnya dan tersenyum sinis saat Citra melepaskan pelukannya. Pura-pura untuk tersenyum agar Citra tidak tahu maksud dari semua rencananya itu. Memiliki sahabat yang licik tentu saja tidak inginkan oleh siapa pun. Tetapi Citra terlalu percaya terhadap Jane hingga tidak menaruh sedikit pun curiga terhadap gadis itu.
Hingga tiba di mana bahwa acara party pun di mulai. Semua minuman beralkohol tersedia di sana. Citra menolak karena dia tidak pernah minum minuman beralkohol sekalipun itu. Dia tidak pernah mau ikut bergabung dengan segerombolan teman-teman Jane yang lain sedang menikmati alkohol tersebut kemudian teriak bahagia.
Seolah tidak ada beban di dalam pikiran mereka. Hanya ada kesenangan yang terlihat saat meminum minuman haram tersebut. "Ayolah Citra, jangan nolak! Ini adalah waktunya senang-senang,"
"Tapi aku takut kalau sampai Ayah tahu bahwa aku mabuk,"
"Enggak bakalan ada yang tahu kalau kamu mabuk, Citra. Enggak bakalan ada yang ngadu juga, kita semua tahu kalau orang tua kamu itu adalah pengusaha terkenal dan enggak mungkin kalau sampai berita buruk tentang anaknya tersebar,"
Jane tersenyum sinis dan tetap mencoba merayu Citra dengan minuman itu.
Bagaimana pun juga Citra tetap berusaha untuk menolak. Tetapi ajakan Jane yang sangat berat sekali untuk dia tolak. Apalagi sahabatnya sudah berjanji untuk tidak membocorkan rahasia bahwa dirinya sedang ikut party bersama dengan yang lainnya.
Akhirnya, Citra pun tergoda oleh ajakan teman-teman dari Jane itu dan ikut bergabung bersama dengan Jane dan yang lainnya. Niko yang melihatnya pun ikut bergabung. Satu gelas habis dan langsung diangkat oleh Citra kemudian berteriak penuh dengan kemenangan.
Niko dan Jane berbisik ketika Citra terus mengambil gelas yang sudah terisi dengan alkohol tersebut. "Rencana lo apaan, Nik?"
"Gue bawa ini," ucap Niko sambil mengeluarkan obat dari dalam saku celananya.
"Itu obat apaan?"
"Obat perangsang," jawab Niko disertai dengan kekehan dan Citra tidak pernah tahu bahwa keduanya bersekongkol untuk menghancurkan kehidupan Citra.
"Gila, terus gimana?" ucap Jane penasaran dengan tingkah Niko saat itu.
Niko tersenyum dan mendengkus kesal. Jengah dengan sikap Citra yang jual mahal dan tidak ingin didekati oleh dirinya. Bagaimanapun juga dia akan menghancurkan hidup Citra secara perlahan. Dan akan membiarkan gadis itu bertekuk lutut kepadanya.
"Setelah lo kasih obat ini? Terus lo mau apain?"
"Gue nikmati, yang jelas gue enggak bakalan buat dia hamil. Minimal biar dia tahu diri, sikapnya yang sombong karena mentang-mentang orang tuanya kaya. Dia jadi enggak mau lirik gue," ketus Niko.
'Sebenarnya gue yang suka sama lo, Nik' lirih Jane disertai dengan suara parau yang bahkan hampir tidak terdengar oleh suara musik yang begitu keras.