Sementara Ayahku, berambut merah darah, memiliki rupa yang sangat mirip dengan Zack, menggeleng-gelengkan kepalanya letih mendengar ocehan dari istrinya. Villio Finiggan, itulah namanya. Ayahku juga termasuk kedalam salah satu dari sepuluh Penyihir Symporna. Penyihir Symporna merupakan suatu perkumpulan para penyihir hebat di Pandora, dan dengan rasa bangga, Ayahku juga terpilih.
"Ayolah, bukankah, kau juga ikut campur tangan dalam mendidik Zacky, sayang?" ucap Villio-Ayahku- dengan tersenyum tipis. Mereka mendekati kami. Hembusan angin menyertai kedatangan mereka.
Jubah hitam dengan lambang Finiggan yang dikenakan Ayahku berkibar terkena angin. Sementara, Ibuku menarik perhatiannya padaku. "RIO!"
Aku mendongak dan menjawab, "Ada apa?"
"Kau ini dari dulu tidak pernah bicara pada kami mengenai pertumbuhan keempat adikmu ini? Bukankah sudah kubilang, hanya dirimu yang bisa mengatur kehidupan mereka?" Ibuku memasang wajah galaknya.
Suara gesekan rumput yang dilakukan oleh Ayahku membuat Olivia ngilu untuk sesaat. "Uh, Ayah, hentikan menggesek-gesekkan sepatumu pada rumput." pinta Olivia dengan meringis.
"OLIVIA! SUDAH KUBILANG! BERHENTI BERSIKAP LEMBUT! KAU INI HARUS MENUNJUKKAN KEBERANIANMU!" Bentak Charlotte-Ibuku-membuat Olivia terkejut.
"Tapi Bu, kelembutan adalah kehidupanku, aku masih bisa bertarung walau sikapku sangat feminim." Olivia memperbaiki poni rambutnya dengan lembut.
"Ah, kenapa kau selalu melawan padaku, apakah itu pantas disebut sebagai Feminim? Huh, Rio jawab pertanyaanku barusan!" Aku meneguk ludah dan mencoba untuk menjawab.
"Mengenai perkembangan mereka berempat, aku bisa menyimpulkan, mereka sudah lebih dewasa akhir-akhir ini. Olivia sudah dapat memimpin dengan sempurna, dan juga sangat perhatian terhadap ketiga adiknya, dia sudah berbeda dengan dirinya yang sebelumnya.
"Nori sudah bisa mengatasi pertengkarannya dengan Melinda, dia selalu mengalah jika berbeda pendapat dengan saudara kembarnya itu, dan kini dia juga tidak iri dengan kecantikan Olivia.
"Sementara Melinda telah memiliki perubahan yang sangat membuatku kagum, dia sudah bisa tersenyum kembali, walaupun dia masih sedikit membenci Zack, tapi, bagaimanapun juga, dia akan mengamuk jika seseorang melukai Zack, itulah Kakak yang melindungi Adiknya dengan kasih sayang.
"Dan untuk Zack, dia masih mempertahankan kenakalannya hingga sekarang, tetapi, dia sudah bisa menghormati Kakak-kakaknya jika berdiskusi mengenai sesuatu, dia sudah berubah. Itulah, yang dapat kusampaikan menurut sudut pandangku, Bu."
Ibu dan Ayahku tersenyum mendengar penjelasanku, mereka sangat bangga mempunyai anak seperti diriku, aku hanya meneguk ludah canggung.
Olivia langsung angkat bicara. "Dan menurut sudut pandang diriku, Rio Finiggan juga telah berubah pesat setelah bertemu dengan seorang Gadis yang bernama Biola Margareth. Dia sudah bisa mengatur kehidupannya secara mandiri."
Aku sangat kaget mendengar perkataan Olivia yang berhasil membuat Wajah kedua orangtuaku terkejut. "Apakah aku tidak salah mendengar, sayang? Ternyata anak pertama kita sudah mempunyai incarannya? Hahaha, itu bagus, kuharap, kau dapat mengundangnya kapan-kapan untuk makan malam bersama kami, Rio." ucap Ayahku dengan cengiran lebar. Ibuku hanya tersenyum manis.
"Biola Margareth? Ah, entah kenapa aku jadi mengingat sahabatku, Elsa Margareth. Sudah lama sekali dia pergi." Ibuku memandang langit dengan mata berkaca-kaca.
Elsa Margareth? Bukankah itu adalah leluhur sihir, seorang pemimpin Pandora sebelum digantikan oleh Warrox Dirgorda, aku juga masih mengingatnya. Dia seorang wanita cantik yang memimpin Pandora dengan keadilan, dan sikapnya yang bijaksana dapat membuat Negeri ini sejahtera. Namun, hari ini, setelah Warrox menjadi pengganti dari Elsa, seorang pria berkaca mata satu dengan rambut putih, memimpin Negeri ini dengan k*******n, sehingga, peperangan selalu terjadi akhir-akhir ini.
Sangat disayangkan sekali, semoga saja, suatu saat nanti, seseorang dapat menggantikan posisi Warrox.
"Ummm ... bicara soal itu, apa alasan kalian datang kemari, ngomong-ngomong?" tanya Nori dengan tetap menjaga kesopanannya.
"Tentu saja kami datang untuk memberikan kalian ini." Ibuku memberikan kertas kecil pada kami berlima. Aku membaca sekilas dan betapa terkejutnya diriku setelah mengetahui maksud dari semua ini.
Zombila Mercedes P.O.V
"Zombila? Apakah aku mengganggumu?" Ketika diriku tengah bersantai sendirian, tiba-tiba sebuah suara menghancurkan ketenanganku, siapa dia?
"Ya? Tidak masalah." jawabku pada seseorang itu, aku tidak memandang rupa dari orang itu, karena mataku masih serius menatap keindahan awan-awan putih di atas sana. "Sebutkan namamu, dan asalmu." lanjutku dengan nada dingin.
Pohon sakura bergoyang beriringan, rumput-rumput menari-nari dengan indahnya, mengusap punggungku yang berada didekat mereka. Huh, sangat menyenangkan.
"Rosalia Mercedes, Berasal dari Guild Woperlan, dan juga Adik perempuanmu."
DEG!
Tersontak, aku langsung terbangun dan berdiri, ternyata benar, dia adalah Rosalia, adik kandungku. Kenapa dia muncul?
"Ro-Rosalia? Ada apa? Kenapa kau datang menemuiku?" tanyaku dengan sedikit kesal.
Rosalia tersenyum. "Kedatanganku hanya ingin berbincang sedikit denganmu, Zombila. Aku sebagai adikmu, hanya ingin mengucapkan 'Selamat Kakak, kita akan kembali bertemu di Garkimonso bulan depan, semoga saja, Guildmu yang lemah itu tidak mempermalukanmu lebih dalam lagi' hanya itu, selebihnya, aku harus kembali." Lalu dengan santainya, Rosalia membalikkan badan dan berjalan tenang menjauhiku.
Rosalia Mercedes, seorang wanita berambut cokelat dengan gaun hitam yang dikenakannya membuat siapapun yang memandangnya akan terpana. Dia memang adik kandungku, tapi sikapnya kepadaku sangat tidak sopan, dia telah pergi dari rumah lima tahun yang lalu karena bertengkar denganku, dan kami selalu bertemu jika Garkimonso diadakan. Tentu saja, selama pertemuan kami, Farles selalu kalah dalam permainan, itu cukup membuat Rosalia terkikik meremehkan jika mengingatnya.
"Rosalia, tunggu sebentar!"
Dia menghentikan langkahnya. "Lagi-lagi? Ada apa?" ucapnya dengan aura dingin.
"Pulanglah, Rosalia, Ayah dan Ibu merindukanmu. Mereka selalu menyebut namamu dalam doanya. Kumohon," Aku mengucapkan hal itu dengan sangat tulus, bahkan air mata menetes dari kedua mataku, itu cukup membuatku terlihat cengeng. Ternyata Zombo benar, aku hanyalah Pria cengeng.
"Cukup. Aku muak mendengar bualan konyolmu, Zombila Mercedes. Daripada itu, lebih baik kau latih kemampuanmu itu, aku tidak ingin dirimu kalah dalam pertarungan nanti, aku juga berharap, aku bisa bertarung denganmu, bahkan aku ingin sekali mencabik-cabik dagingmu dengan kekuatanku, Zombila Mercedes."
DEG!
"ROSALIA! AKU INI ADALAH KAKAKMU! KUMOHON! PULANGLAH!"
"Kakak? Hahahahahah! Apakah kau yakin? Lalu, kenapa kau dulu menghinaku! Zombila Mercedes, aku tunggu dirimu di Garkimonso, akan kubuat papan pertarungan menyebut nama kita berdua dengan 'Zombila Versus Rosalia' membayangkannya saja aku sangat senang, dan kau berakhir dengan tubuh terluka akibat seranganku, sudahlah, aku tidak ingin berlama-lama lagi melihat wajah bodohmu itu! Berhentilah menangis, dasar cengeng!"
Air mataku terus menetes tak henti-hentinya, aku sangat menyesal. Sangat menyesal.
Rosalia! Kenapa kau membunuh temanku! Dasar gadis s****n! PERGILAH DARI SINI!
Oke! Aku akan pergi! Tapi ingat ini, suatu hari nanti! Suatu hari nanti, KAU AKAN KUBUNUH!
PERGILAH DARI SINI ROSALIA!
DENGAN SENANG HATI, ZOMBILA!
Aku menyesali perkataanku lima tahun yang lalu, betapa jahatnya diriku mengusir seorang gadis kecil, bahkan aku tidak memikirkan kehidupannya. Dan ini pantas kudapatkan, Rosalia sudah tumbuh menjadi wanita dewasa yang angkuh, bahkan Woperlan menerimanya sebagai anggota.
Rosalia, maafkan aku!
"Sampai bertemu lagi, Zombila Mercedes." Dan Rosalia melanjutkan langkahnya meninggalkanku lagi.
Kuperhatikan punggung dan rambutnya, dia masih seperti Rosalia yang dulu, aku sangat merindukannya. Rosalia, pulanglah, aku merindukan tawamu, aku ingin memelukmu, aku ingin melindungimu, aku menyayangimu.
Rosalia, Kakak menyayangimu!
Aku sangat menyayangimu!
*
*