Biola Margareth P.O.V
Kini, diriku sedang berhadapan dengan Pria yang telah mengacaukan perjalananku. Tepatnya misiku. Aku kesal mendengar alasan yang diucapnya, dia hanya ingin bersenang-senang. Itu cukup membuatku naik darah. Baiklah, aku harus menyelesaikan ini sesegera mungkin.
"Siapa namamu, merah? Hohohoh!" tanyanya padaku, dan aku kesal dia memanggilku merah, aku tahu, dia menyindir warna rambutku. Oh, aku hampir lupa menjelaskan hal ini, rambutku yang awalnya memutih kini kembali seperti semula, tentu saja, itu karena diriku telah menonaktifkan kekuatanku. Aku juga kurang tahu kenapa rambutku berganti warna seperti bunglon, tapi ya sudahlah, mungkin ini efek sampingnya.
Untungnya, rambut merahku dapat terlihat kembali, aku senang. Oke, kurasa cukup membahas rambut, bukankah aku sedang berhadapan dengan musuh?
"Namaku Biola Margareth, aku seorang penyihir dari Farles!" jawabku dengan lantang disertai raut wajah kesal. "Bagaimana dengan namamu?"
"Hohohoho! Kau penasaran rupanya? Namaku Zoro Marmondo, aku juga tidak keberatan jika kau menyebutku Tampan? Hohohoho!"
Menjengkelkan sekali mendengar perkataannya, ingin rasanya aku menampar bibirnya. Baiklah, tetap tenang, Biola. Kau harus menjaga reputasimu, oke!
"Nama yang bagus, Zoro?" Aku memasang senyuman mengejek. Dia tetap terkikik mendengar hal itu.
SRRRKKKK!
Kedua tangannya langsung mengeluarkan kotak-kotak es kecil lalu memainkannya, dia memandangku dengan senyuman. "Hohoho! Ayo kita bersenang-senang, Margaretha!"
BRAK!
Zoro melemparkan kotak-kotak es itu ke arahku. Benda itu semakin membesar ketika mendekat padaku, alhasil, aku dan Sang Dewa menghindar secepat mungkin, sehingga es-es kotak itu terjatuh di tanah yang penuh lumpur.
"Bagus sekali! Hohoho sangat bagus!"
Zoro kembali membekukan udara disekitar tangannya menjadi es, namun rasanya dia membentuk sebuah benda yang berbeda. Ternyata, dia membuat sebuah pedang es yang sangat indah.
"Princess, biarkan aku yang menanganinya." Sang Dewa bersuara melihat Zoro mulai terkikik-kikik senang melihatku terkejut. "Dia telah membuat tiruan Nepola, maka dari itu, aku harus menghentikannya."
"Tiruan Nepola?" Rasanya aku pernah mendengar nama itu, ah, aku ingat sekarang. Bukankah, pedang Nepola merupakan s*****a yang dimiliki oleh Antonio Meksiko? Kegunaannya ialah untuk menebas kepala seorang Princess.
Aku mengernyitkan alis dan berkata, "Baiklah, mohon bantuannya, Dewa Hujan."
Cahaya itu langsung melesat pada Zoro, aku sangat kaget melihatnya. Pria es itu langsung menyerang balik pada Sang Dewa, namun sia-sia saja, tidak akan pernah ada yang bisa menusuk sebuah cahaya bukan?
"Margaretha, rupanya kau mengirim cahaya ini padaku? Hohohoho! Tidak berguna sama sekali!"
CRAT!
"ASTAGA!" Aku sangat terkejut melihat tubuh Zoro tertusuk oleh sesuatu. Siapa yang telah menusuknya? Lagi pula, Sang Dewa sedang melayang di atas sana, sepertinya dia juga kaget memandang hal ini.
"Asyiiiik! Dapat satu!"
Tubuh Zoro langsung ambruk disertai tawaan seorang wanita. Lubang besar menganga di punggungnya, sementara itu, seorang wanita menunjukan keberadaannya padaku, siapa dia?
"WIIIIH! RUPANYA AKU MENEMUKAN SATU LAGI! ASYIIIK!" Berdasarkan penampilannya, wanita itu berambut pink dengan mutiara tertanam di dahinya. Dan, kupikir, wajahnya sangat mirip dengan Ibuku. "HAY! OKE! MARI KITA PERKENALKAN DIRI DAHULU YA!"
Wanita itu berjalan anggun mendekatiku, ketika kakinya melangkah, semerbak cahaya muncul ditanah, bahkan, lumpur pun menghindar saat dia melewatinya. Sangat hebat. Sebenarnya siapa sih dia?
"Hey! Hey! Heeeey! Perkenalkan! Namaku adalah Romansa Torianda! Aku sangat menyukai kisah-kisah romantis! Nah, kalau begitu, bagaimana kalau kau kujadikkan sebagai tokoh di dalam n****+ Romantisku! Hmmmm? Apakah kau bersedia? Tapi-tapi tunggu dulu! Kurasa, aku harus mencari lawan yang pas!" Romansa menoleh-noleh ke berbagai arah, lalu matanya langsung tertuju kepada Sang Dewa yang sedang melayang di atas sana. "AAAAH! BAGAIMANA KALAU CAHAYA ITU MENJADI TOKOH PRIANYA! HIHIHI! PASTI SERU!"
"Cukup! Sebenarnya, kau ini siapa! Mengapa kau membunuh Zoro? Lalu dari mana asalmu? Aku sedang menjalankan misi! Aku harus menyelesaikannya!"
Mendengar rentetan pertanyaanku, Romansa memasang wajah terheran-heran, lalu tersenyum. "Baik-baik! Oke, aku akan menjawabnya! Aku tahu, tokoh utama sepertimu pasti sangat penasaran dengan kehadiran penulis handal sepertiku? Hahahah! Aku merupakan anggota dari Guild NOVELA! HIHIHI! apa kau tahu? Aku juga datang kesini bersama salah satu temanku! TEENA FICTIONA! KELUARLAH!" Secara mendadak, seorang wanita dengan rambut putih digelung muncul dari semak-semak, dia memakai gaun indah. "Dia itu salah satu penulis bergenre Teen Fiction! Dia sangat menyukai kisah-kisah remaja! Ah, menurutku itu agak membosankan!"
"Romansa! Memangnya, kisah romantis itu menyenangkan? Lagi pula, kisah remaja adalah suatu cerita yang sangat menarik untuk ditulis!" Teena menyahut dengan wajah merah padam, mendengar hal itu, aku bingung.
"Lalu, kenapa kau membunuh Zoro? Roman-"
"Itu karena dia terlalu jelek!"
Terlalu jelek? Apa maksudnya, kurasa, Zoro sangat tampan, kenapa dia mengatakan kalau Pria es itu jelek?
"Jelek?"
"Ya! Aku sama sekali tidak tertarik dengannya! Aku benci tokoh yang terlalu tampan! Aku lebih suka tokoh wanita cantik sepertimu!" jawabnya dengan senyuman yang mengembang.
Hutan ini semakin lama semakin berisik oleh kehadiran dua wanita ini. Dan rupanya, Sang Dewa sudah menghilang. Mungkin, dua orang ini tidak terlalu berbahaya.
"Ayolah! Jangan pernah menyinggung n****+ jelekmu itu, Romansa! Aku bosan mendengarnya!" Teena kembali bersuara dengan wajah bosan. "Aku juga ingin mencari inspirasi baru untuk kelanjutan n****+ emasku! Kisah remaja yang sangat indah!"
Romansa langsung mengubah wajahnya menjadi kesal mendengar ucapan Teena.
BLETAK!
"NAH NAH NAH! SEBAIKNYA KAU PULANG SAJA! AKU BOSAN MENDENGARMU MENGELUH! TIDAK MENGASYIKAN SEKALI KAU INI! TEENA!"
Jitakan keras langsung terkena pada kepala Teena oleh Romansa. Tingkah mereka berdua mengingatkanku pada Bella dan Lavender. Benar-benar konyol.
"Romansa, Teena, sepertinya, aku harus pergi mencari teman-temanku? Aku harus-"
"Tidak! Kau tidak boleh pergi! Kau akan kujadikan peran utama di dalam Novelku!"
"Uwww! Lagi-lagi!" Teena terlihat kesal memandang tingkah Romansa yang sedikit agresif.
.
.
.
"Uuhhh... Marg... Margaretha!"
Tiba-tiba, suasana langsung hening ketika Zoro kembali bersuara. Tersontak, aku langsung menatapnya. Aku juga menghampirinya. "Ada apa?"
Zoro mendekatkan mulutnya kepada telingaku, dia berbisik.
Sementara Romansa dan Teena masih sedang beradu bicara dengan saling menjitak.
"Berhati-hatilah, mereka merupakan seorang Princess, sama sepertimu. Guild Novela adalah salah satu Guild yang misterius. Aku juga ingin meminta maaf kepadamu. Rasanya, aku tidak akan ikut serta dalam Garkimonso, mungkin teman-temanku lah yang akan ikut. Sekali lagi, Margaretha, sekali lagi aku katakan padamu, berhati-hatilah, mereka mempunyai sihir yang setara dengan para Dewa! Guild Novela sangat berbahaya!"
Setelah membisikkan hal itu, Zoro benar-benar lemas dan ambruk. Dia telah meninggal? Aku masih tidak percaya, kenapa Romansa melakukan hal ini.
Angin mengusap tubuhku, aroma dingin tiba-tiba menyeruak disekitarku, dan sebuah tangan menepuk bahuku. "Yo!"
Kutolehkan kepalaku pada asal suara itu, astaga, rupanya Jordan. Dia telah kembali. "Jo-Jordan!" Aku langsung memeluknya.
"Ahaha! Tidak apa-apa, kau tidak perlu bersedih, Biola."
Aku melepas pelukannya dan menatap wajahnya. "Biola? Apakah kau telah membunuh pria ini?" tanya Jordan padaku dengan penasaran.
Aku langsung mengerlingkan mata pada Romansa yang sedang tertawa-tawa bersama Teena. "Wanita berambut merah mudalah yang telah membunuh Zoro-Pria yang telah menghalangi kita- dan juga, menurutnya, mereka berdua berasal dari Guild Novela."
Tiba-tiba Jordan memasang wajah terkejut, dia langsung berdiri tegak dan berkeringat. "Margareth. Sepertinya, kita harus pergi dari sini."
Pergi?
"Kenapa kau terlihat cemas?"
"Guild Novela, kita telah ditemukan oleh penyihir berbahaya! Mereka sangat berbahaya dari Kuromba! Bahkan, menurut kabar yang kudapat, Novela pernah menyerang Kuromba dengan membabi buta. Mereka sangat hebat dalam melakukan sihir!"
Kenapa aku merinding?
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"HEEEY! LIHAAT! AKU MENEMUKAN TOKOH PRIA YANG PAS!"
DEG!
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
TRING!
BLEDAR!
.
.
.
.
.
"MARGARETH!"
.
.
.
.
.
.
.