13. Rumah Tiga Lantai

1820 Kata

Kencan pertama. Mendengarnya saja membuatku geli setengah mati. Jika Mas Alan menyebutnya kencan, maka aku menyebutnya sekedar bertemu dan menghabiskan waktu berdua. Sekilas mungkin terlihat sama, tetapi esensinya jauh berbeda. Kencan selalu identik dengan keromantisan, sedangkan kami tidak sama sekali. Kami hanya menghabiskan waktu bersama untuk terlihat benar-benar memiliki hubungan yang nyata. “Pokoknya malam ini kita cuma makan, mengambil beberapa foto, lalu selesai,” ujarku begitu masuk mobil Mas Alan. Bicara mobil, aromanya tidak beda jauh dengan selimut yang kugunakan saat tidur di sofa apartemennya. “Kamu biasa pakai make up apa?” Keningku langsung mengkerut bingung. “Tiba-tiba banget bahas make up? Enggak nyambung!” Aku buru-buru mengambil kaca di dalam tas untuk mengecek ap

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN