BAB 6. Pencuri Ciuman Pertama

1047 Kata
Flora menyadari bahwa dalam kehidupan keduanya sekarang, ada beberapa hal yang bisa berubah, tapi ada juga yang tidak berubah. Sikap kurang ajar Liam di depan minimarket siang itu adalah pertemuan terakhir Flora dengan laki-laki itu. Karena setelah hari itu, Flora tidak lagi bertemu dengan Cedric sampai beberapa bulan berlalu. Tapi hari yang dulu mati-matian ingin Flora hindari akhirnya datang juga. Dan hari ini, ketika Flora sedang duduk sendirian di Bandara hendak pulang ke Batam, gadis itu merasa sangat merindukan Isha. Di kehidupan sebelumnya, Isha menemaninya ke Bandara dan memberinya semangat karena Flora akan bertemu dengan calon suami kontraknya. Bukan hanya itu, Isha bahkan sampai mengirim orang untuk menghalangi Liam datang ke pertemuan. Tapi di kehidupan kali ini, Flora memutuskan untuk tidak mengenal Isha. Dan sejujurnya hal itu membuat Flora lumayan merasa kesepian. Karena gadis ceria yang merupakan sepupunya itu, banyak memberikan warna di kehidupan Flora yang datar dan suram. "Aku berharap kamu bertemu dengan teman yang baik Sha! Kamu orang yang sangat baik." Bisik Flora sambil menghembuskan napas beratnya menahan sesak di d**a. Jika sebelumnya, Flora melakukan banyak cara untuk membuat Liam tidak menyukainya. Termasuk dengan menggunakan bawang, sesuai dengan saran dari Isha. Di pertemuan kali ini, Flora bersikap normal. Don dan Mira bahkan sampai terheran-heran karena Flora terlihat tidak membantah permintaan mereka untuk menikahkan gadis itu dengan orang asing. Dan sesuai dengan prediksi Flora, Liam datang tepat waktu kali ini. Bisa gadis itu lihat senyum menyebalkan yang terbit di bibir laki-laki itu, saat mata mereka akhirnya bertemu. "Bisakkah kita bicara berdua? ada hal-hal yang ingin aku sampaikan tentang pernikahan ini." Tanya Flora mendahului. Karena sikapnya berubah di pertemuan kali ini, Flora takut Liam tidak mengajaknya bicara berdua di ruangan pribadi seperti di kehidupan sebelumnya, karena ada hal penting yang ingin gadis itu katakan. "Baiklah! ada beberapa hal yang ingin aku sampaikan padamu juga." Ucap Liam kemudian berdiri dan berpamitan pada yang lain. Flora mengekori langkah Liam menuju ruangan pribadi yang sama seperti dulu. Jantung Flora berdebar hebat, mengingat di dalam sana ciuman pertama Flora seharusnya diambil secara paksa oleh Liam. Tapi mengingat banyak hal yang berubah, termasuk hilangnya aroma bawang yang memicu ciuman itu, entah knapa Flora merasa sedikit kecewa karena ciuman manis itu kemungkinan tidak akan pernah terjadi. "Apapun yang terjadi, aku hanya mau menikah setelah aku lulus kuliah. Jika kamu memaksaku menikah sebelum aku lulus kuliah, maka aku akan melakukan segala cara untuk melarikan diri darimu, termasuk dengan cara mengakhiri hidupku!" Ucap Flora langsung menyampaikan inti dari hal yang ingin dia bicarakan. Liam tersenyum geli, lalu menggeser tangan dan kepalanya mendekati Flora yang terhalang satu meja dengannya. Hal itu membuat Flora reflek mundur dengan eskpresi tidak nyaman. "Aku pikir kamu mengajakku bicara berdua di ruangan pribadi seperti ini karena kamu hendak melakukan sesuatu yang romantis sebagai awal perkenalan kita secara resmi." Bisiknya dengan senyuman geli. "Apa yang kamu bicarakan? dasar m***m sialan." Balas Flora kesal. John terlihat sudah bergerak hendak memberi peringatan atas sikap kurang ajar Flora tapi di hentikan Liam menggunakan tangannya. "Jangan galak-galak Flora, tipeku adalah gadis galak dan nakal kaya kamu. Semakin kamu galak, aku semakin menginginkanmu." Bisik Liam lagi dengan senyuman manis yang lama-lama terasa menyebalkan bagi Flora. "Tapi sayangnya tipeku adalah laki-laki baik hati, lemah lembut, pintar memasak dan tidak m***m kaya kamu tuh." Flora membalas dengan senyuman meremehkan yang sama. Liam tertawa geli menanggapi. "Semua yang ingin aku katakan sudah aku katakan, karena itu aku akan keluar. Aku malas berada satu ruangan dengan m***m sialan menyebalkan kaya kamu. Berhenti bersikap tidak masuk akal mulai sekarang! jauh-jauh dariku! Aku hanya akan menandatangani perjanjian pernikahan denganmu empat tahun lagi. Karena itu mohon kerja samanya untuk tidak saling mengenal sebelum pernikahan kita terjadi." Ucap Flora lagi sambil memasang wajah malas. Gadis itu kemudian berdiri dari tempat duduknya hendak keluar dari ruangan itu. Tapi Liam menarik tangannya dan mendorongnya ke tembok dengan sedikit kasar. Terlihat jelas ada senyuman menyebalkan tersungging di bibir laki-laki itu. "Mau ngapain b******k!" Flora berusaha melepaskan cekapan Liam di tangannya tapi itu hanya sia-sia saja. "Aku akan teriak kalau kamu nggak lepashmmmppp...." Kalimat Flora terhenti karena mulutnya disambar oleh bibir Liam tanpa permisi. Berbeda dengan ciuman di kehidupan sebelumnya yang hanya menempel di bibir, kali ini Liam benar-benar menciumnya, bahkan laki-laki itu juga memasukkan lidahnya ke dalam mulut Flora dan membuat mata gadis itu membulat karena kaget dan malu. Kakinya hendak menendang Liam karena dia nyaris kehabisan napas, tapi semuanya lagi-lagi berakhir dengan usaha yang sia-sia sebab tenaga Liam jauh lebih kuat darinya. "Dasar Bule gila Sialan!" Umpat Flora kesal sekali. Rambutnya berantakan karena berusaha melepaskan diri dari cekalan Liam sejak tadi. Tapi laki-laki dihadapannya justri terlihat senang melihat Flora kesal. "Aku suka bibir kamu yang galak ini. Anggap saja ini uang muka sebagai calon istriku. Sisanya akan aku tagih setelah kita menikah nanti. Bersiaplah! karena mungkin, aku akan membutmu tidak bisa berjalan di pagi harinya. Dan untuk itu, tolong tumbuhkan bagian dirimu yang rata itu, aku menantikannya empat tahun lagi." Bisik Liam semakin kurang ajar, setelah sekali lagi menjilat bibir Flora yang sedikit bengkak dengan nakal. Mata Flora membulat sempurna dengan wajah memerah. "Terus saja bermimpi! aku tidak akan membiarkan kamu menyentuhku sejengkalpun. Dasar m***m sialan!" Ucap Flora kesal setelah berhasil melepaskan diri dari cekalan Liam dan terduduk di lantai karena saking malu dan marahnya. Liam sendiri melenggang dengan santai keluar dari ruangan itu, seolah dia tidak baru saja mencuri ciuman pertama dari seorang gadis polos, calon istrinya itu. "Kita akan bercerai secepatnya setelah kita menikah. Aku akan membuatmu menceraikanku setelah semua dokumen yang kamu butuhkan selesai di buat. Tidak akan aku biarkan kamu menyentuhku sejengkalpun iblis sialan!" Flora berucap kesal sambil mengacak rambutnya sendiri. "Kenapa dulu aku bisa mencintainya huh? laki-laki sialan itu rupanya menyembunyikan sikap busuknya dariku karena dia tahu aku adalah adik kak Damian. Dan sekarang, karena aku menjauh dari keluargaku, dia akhirnya menunjukkan sifat busuknya yang sebenarnya. Aku akan menendang selangkangannya suatu hari nanti. Lihat saja Liam sialan! aku akan membalasmu. Dasar m***m sialan!" gadis itu terus mengomel selama beberapa menit, sebelum akhirnya dia keluar dari ruangan itu dan bergabung lagi dengan keluarganya di ruang pertemuan. Tentu saja setelah dia berhasil merapihkan riasan dan rambutnya yang berantakan karena ciuman paksa yang diberikan Liam. Emosi Flora rasanya seperti ingin meledak saat itu, apalagi melihat senyuman menyebalkan yang diam-diam Liam sunggingkan hanya untuk Flora. ***
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN