Dengan tertatih-tatih sambil memegang dinding untuk memasuki rumahnya. Selama perjalanan Devan terus meringis dengan pelan, tubuhnya kembali sakit tanpa Devan ketahui alasannya. Jantungnya berdetak dengan cepat hingga menimbulkan nyeri di dadanya. Dengan tangan kanan Devan menekan kuat dadanya. Sedangkan tangan kiri masih bertumpu pada dinding. Setelah sampai di kamar, dengan pelan Devan mendudukkan tubuhnya di atas tempat tidur. Mencoba merebahkan tubuhnya, memejamkan mata tapi tidak kunjung bisa, pikirannya terus tertuju pada istrinya dan rasa sakit ini sangat menganggu. Devan mengulurkan tangannya ke atas meja di samping tempat ia berbaring, mengambil ponsel dan mencoba kembali menelepon istrinya. Pada percobaan pertama hingga kelima, teleponnya masih tidak diangkat oleh Dira. Denga