Yusuf dan Dira segera mengantar Devan ke rumah sakit terdekat. Dira sangat gelisah, air mata Dira tidak bisa berhenti, terus mengalir. Rasa cemas sangat mendominasinya saat ini, dalam benaknya masih terbayang wajah tidak berdaya suaminya. "Udah malam Kak, tidur." Yusuf prihatin melihat Kakaknya yang sangat menyedihkan. Muka yang pucat ditambah dengan baju yang penuh dengan bercak darah. "Yusuf aja yang tidur duluan." Ucap Dira dengan tersedak-sedak. Bagaimana Dira bisa tidur jika belum mengetahui kondisi Ayah dari anaknya. Sudah tiga puluh menit Dira menunggu Dokter yang sedang menangani suaminya, tapi tidak kunjung keluar dari tempat suaminya sedang berbaring. Beberapa menit kemudian Dokter keluar dari ruangan pemeriksaan. "Keluarga Devan." "Saya istrinya Dok." Dira langsung be