Sebuah Kebetulan Atau Memang Takdir

1515 Kata
Waktu memasuki ulangan tengah semester, nampaknya sekolah Lucy lebih dulu mengadakan ulangan semester dibandingkan tempat Arya belajar yang baru saja mengikuti olimpiade sekolah mewakili sekolah daerahnya. Seharusnya ulangan tengah semester serentak di adakan tetapi, hal itu mungkin karena Arya berada di sekolah swasta. "Gapapa yang penting udah berusaha, masuk sepuluh besar dari ribuan siswa gak terlalu buruk, lagian kalian masih muda dan memiliki jalan yang panjang." Nampak pak guru yang memberikan sebuah motivasi setelah tahun ini gagal mendapatkan juara olimpiade sains nasional. "Gak ada yang bisa ngalahin kak Sofia, aku kira aku bisa juara tahun ini ternyata aku cuma bisa berada di posisi ketiga untuk kategori fisika." Seorang siswi nampak kecewa dan mengucurkan air mata. "Sudah gapapa, lagian juara atau gak juara itu hal yang biasa, masih banyak kesempatan lain. Kalah diantara yang terbaik bukan berarti kamu buruk tetapi, itu adalah hal yang membanggakan karena kamu tidak kalah diantara yang buruk." Arya mencoba menyemangati anak-anak yang saat ini dibawah naungannya. Setelah acara selesai kemudian Arya menuju ke sebuah tempat makan, di sana guru pembimbing sudah menyiapkan makanan untuk para peserta. Mereka makan siang bersama dan beristirahat sejenak sebelum kembali ke sekolah. "Enaknya di sekolah ini, semua fasilitas disediakan bahkan murid yang ikut olimpiade walaupun mereka kalah tetap di berikan hadiah," gumam Arya saat selesai menikmati hidangan yang ada di atas meja. "Ikut aku sebentar, aku ingin berbicara." Sofia tiba-tiba menarik tangan Arya menuju keluar tempat makan itu, nampaknya ada sesuatu yang ingin dia katakan. "Kenapa tiba-tiba narik aku? Mau ngapain?" tanya Arya bingung. "Aku malu ngomongnya kalo di dalem," ucap Sofia yang saat ini nampak berdiri di pinggiran tralis yang berada di luar tempat makan itu. Suasana di sana cukup sejuk karena lokasinya di Bandung serta memiliki konsep rumah makan klasik. "Kamu mau ngomong apaan? Emang penting?" tanya Arya. "Kamu kenal Oboi? Dia orangnya kayak gimana?" tanya Sofia menoleh ke arah Arya. Arya bingung kenapa tiba-tiba ia menanyakan hal itu, padahal sebelumnya ia tahu jika Oboi termasuk anak yang berandalan. "Kenapa kamu nanya pertanyaan kayak gitu?" tanya Arya bingung. "Karena dulu kamu pernah sekelas dengan dia, karena ini ada hubungannya dengan Angel juga," ucap Sofia membuat Arya terkejut. "Hah? Maksudnya? Emang Angel ngomong apa aja?" Arya penasaran sampai-sampai ia mendekati Sofia lalu memegang kedua pundaknya. "Loh, loh kamu ngapain? Biasa aja oy," ucap Sofia nampak kesal. "Eh maaf aku reflek." Arya melepaskan pegangannya. "Kamu tau gak kenapa aku tiba-tiba nanya kayak gitu?" tanya Sofia melihat wajah Arya. "Kenapa?" tanya Arya penasaran dengan memasang wajah serius sekaligus panik karena ia takut jika semua yang pernah dilakukannya di masa lalu terbongkar. "Karena aku sayang kamu eaaaa hahaha!" Sofia tertawa sampai ia menutup mulutnya. "Serius oy!" Arya salah tingkah akibat perkataan itu. "Enggak, enggak. Waktu itu aku liat Oboi dengan Reza di jalanan. Aku melihat ada keanehan di dalam diri Oboi dan Angel menyukai Oboi waktu SMP bahkan ia menceritakan padaku kalo masih suka sama Oboi sampai sekarang walaupun aku udah bilang kalo dia lelaki berandalan tetapi, Angel mengatakan jika Oboi tak seburuk itu." Sofia yang tak memiliki urusan apapun dalam masalah itu seakan ingin ikut campur kedalamnya. "Bilang aja ngajak gibah," jawab Arya. "Diam-diam oy, lagian aku juga penasaran sama kisah kalian waktu SMP. Dari apa yang aku denger, Oboi sempat mengatakan pada Reza jika kesalahan Reza di masa lalu takkan bisa dimaafkan. Sebenarnya aku sempat suka sama Reza dan aku penasaran sama masalah itu, aku kira kamu tau." Arya kebingungan menjawabnya. "Bukannya kamu terlalu ikut campur? Buat apa kamu pengen tau masalah ini? Padahal itu semua gak ada untungnya buat kamu." Arya melangkahkan kakinya pergi meninggalkan Sofia. Sofia memasang wajah kecewa sekaligus ia khawatir Arya akan marah dengan perkataannya barusan. Arya yang kini di rumahnya kemudian memikirkan apa yang dikatakan Sofia di rumah makan. Kenapa Angel melakukan itu semua dan menceritakan kejadian masa lalu pada orang yang baru saja ia kenal. "Ada hubungan apa Reza sama Oboi? Terus kenapa dia bisa bilang kayak gitu? Apa mereka berantem? Reza, dia dari dulu selalu jadi pusat perhatian karena sikapnya yang ramah dan bersahaja, bahkan tampang rupawannya membuat ia terlihat berkarisma saat menjabat jadi ketua OSIS." Arya merebahkan diri kemudian mengirimkan pesan pada Lucy. [Kenapa tiba-tiba wanita membicarakan lelaki yang baru dia kenal, ya?] Cukup lama Arya tak mendapatkan balasan dari Lucy dan ia masih bertanya-tanya tentang apa yang ingin dilakukan Sofia. Menurutnya semua kejadian yang terjadi saat ini terlalu banyak kebetulan dan cukup aneh. "Ini beneran aneh, sih. Aku gak nyangka kehidupan aku bakal berubah kayak gini. Di mulai dari pertama aku kenal Lucy sampai temen-temen lama berdatangan, aku bingung apa yang sebenarnya yang ingin ditunjukkan oleh takdir ini?" Arya bergumam dan menunggu balasan Lucy. Sebuah pesan masuk ke handphonenya yang ternyata itu dari Lucy. [Kenapa? Apa ada yang curhat ke kamu? Siapa yang cerita begitu? Kamu chatan sama orang lain?"] Pertanyaan Lucy bertubi-tubi membuat Arya kebingungan. [Eh enggak, kok. Aku cuma tanya aja lagian aku gak punya temen cewek yang Deket, satu-satunya cewek yang chat aku kamu doang] [Ya ampun kamu bisa aja, gak mungkin kali cowok gak punya temen cewek. Pasti banyak, kan?] "Dia gak percaya banget, kalo aja kamu tau kehidupan aku kayak gimana mungkin kamu akan percaya," gumam Arya. [Hahaha aduh pembahasannya jadi kemana-mana. Tapi ngomong-ngomong gimana ulangan kamu? Bisa gak ngerjainnya?] [Makasih Arya berkat kamu ajarin aku, aku jadi sedikit mengerti jawaban ulangannya, besok hari terakhir aku ulangan setelah itu akan ada class meeting] "Eh? Kok cepet amat ulangannya? Perasaan sekarang masih hari Selasa," gumam Arya kebingungan. [Emang kamu ulangan dari hari apa?] [Ya hari Senin] [Kamu ulangan cuma dua hari?] [Hahaha ngelawak dih, ya empat hari lah] "Lucy kayaknya lagi error deh, orang sekarang masih Selasa." [Empat hari gimana? Emang kamu ulangan dari tanggal berapa?] [Tanggal 20 November Arya] "Oh tanggal 20, pantesan kan sekarang tanggal 22, hampir aku salah sangka, enak banget ulangan cuma dua hari," gumam Arya menghela napasnya. [Ya ampun kirain ulangan dari tanggal 21 hahaha maaf Lucy] [Perasaan aku bilang kamu waktu itu, pasti kamu lupa lagi] "Eh? Apa iya? Lucy pernah bilang? Kenapa aku lupa?" gumam Arya memikirkan hari itu. Ternyata laki-laki memang tak bisa ingat dengan hal-hal kecil, terkadang beberapa pasangan akan bertengkar hanya karena lelakinya tak mengingat tanggal jadian. Bagi perempuan walaupun hanya tanggal tetapi, itu adalah hal yang penting karena jika hal kecil saja bisa mereka lupakan bagaimana dengan hal yang besar. [Oh iya? Maaf Lucy aku gak inget] [Arya aku ada kabar bagus, sekolah aku ngadain seleksi dancer buat ikut kontes di Jakarta, aku mau ikut seleksi itu biar bisa ke Jakarta. Aku seneng banget ada kesempatan kayak gini] [Emang kamu bisa dance?] [Hahaha sedikit] [Ayo rekam, aku mau lihat] [Aaahh enggak Arya aku malu, nanti aja kamu liat kontesnya, ya?] [Kamu ngundang aku? Emang kamu yakin bakal lolos? Wah berarti kamu pede dong sama gerakan kamu? Ayo rekam aku mau lihat] [Aaahhh enggak! Yaudah aku mau bobo dulu besok lanjut, bye] Lucy meninggalkan percakapan karena ia terlalu malu di hadapan Arya, tujuannya hari ini adalah agar bisa lolos seleksi dan pergi ke Jakarta mewakili sekolahnya walaupun sebelumnya ia pernah berkata tak akan bergabung dengan club dance. Di kediaman Angel yang saat ini tengah menikmati hidangan makan malam di sebuah restoran bersama keluarga besarnya. Mereka sedang merayakan keberhasilan akan pencapaian bulan ini yang melampaui pendapatan sebelumnya. Ayah Angel adalah konglomerat yang memiliki kapal pesiar dan beberapa kapal lainnya. Dia adalah pengusaha di bidang perkapalan. "Sayang, bagaimana sekolah kamu di sekolah yang baru ini? Apa kamu menemukan teman-teman yang baik?" tanya ayahnya yang saat ini sedang duduk di depan meja hidangan pesta. "Angel pasti menemukan teman yang baik di sana karena dia adalah wanita tercantik yang ada di sekolah hahaha," ucap Hansen adik laki-laki Angel yang memiliki usia berjarak dua tahun itu. "Hahaha kamu ini bisa aja Hansen. Tapi emang bener sih aku dapet banyak temen yang bisa terima aku di sana," jawab Angel. "Sayang akhirnya kamu nemu sekolah yang cocok setelah sebelumnya pindah sekolah karena kurang nyaman dengan anak-anaknya," ucap ibunya memeluk Angel hangat. "Karena bulan ini perusahaan ayah mengalami keuntungan besar jadi ayah ingin memberikan hadiah pada kalian berdua," ucap ayah memberikan sebuah foto. "Wah speed boat? Ayah serius ngasih ini?!" ucap Hansen sangat gembira. "Wah aku juga dapat?" tanya Angel berbinar. "Semua orang akan dapat hak yang sama karena sumber kebahagiaan ayah adalah kalian jadi ayah akan membahagiakan kalian terlebih dahulu." Nampaknya malam itu menjadi malam yang menggembirakan untuk Angel walaupun ia mendapat pesan dari Sofia bahwa Arya tak ingin bercerita apapun. "Aku udah nebak Arya pasti gamau cerita," ucap Angel yang saat ini melihat pesan yang masuk dari Sofia. Sementara Sofia mendapatkan kabar jika ayahnya lagi-lagi tak bisa pulang karena setelah kenaikan pangkat beberapa hari lalu, ayahnya kini menjadi laksamana di laut sehingga harus bertugas lebih lama lagi. "Ya ampun kenapa ayah gamau pulang? Ayah gak sayang aku lagi." Sofia nampak merengek di sambungan vc bersama ayahnya setelah sebelumnya ia sempat mengirim pesan pada Angel. Entah apa yang akan terjadi antara mereka bertiga dikemudian hari. Arya merasa jika hal yang ia rasakan sekarang seperti terjadi sesuai alur kehidupan yang telah ditentukan bahkan pertemuannya dengan Lucy dan juga teman yang lain.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN