Sebelumnya Sofia mengatakan pada Arya jika ada hubungan apa antara Reza dan Oboi yang sebenarnya Arya juga tak mengerti, lalu kenapa Sofia dan Angel sangat ingin tahu permasalahan diantara mereka. Siang itu saat Reza berkelahi dengan Oboi, banyak hal yang mereka bicarakan bahkan kisah masa lalu dua orang itu mulai terungkap.
Oboi melancarkan pukulannya yang keras ke arah perut Reza, Reza membalasnya dengan tinju lurus ke wajah Oboi. Reza yang terlihat ramah dan cukup kalem di sekolah ternyata memiliki kemampuan bertarung yang cukup mumpuni, apalagi yang ia lawan bukan orang sembarangan. Arya bilang Oboi cukup berbahaya bahkan sebelumnya ia tak terjatuh saat Angga menghajarnya tetapi, menahan pukulan keras Reza nampaknya cukup membuat Oboi kesakitan bahkan ia mengeluarkan cairan merah dari hidungnya. Adu pukulan antar dua lelaki itu membuat pertarungan mereka terasa semakin memanas walaupun sesekali mereka harus berhenti untuk memulihkan stamina.
"Ternyata kemampuan kamu meningkat, apa sekarang kamu berlatih keras?" ucap Oboi mengusap bibirnya yang nampak berdarah dengan posisi terduduk di atas trotoar.
"Sial, kenapa kamu harus hadir di kehidupan aku lagi? Aku sudah bilang semua sudah berakhir," ucap Reza yang saat ini posisinya hampir sama dengan Oboi tetapi satu kakinya masih ia jadikan tumpuan.
Pelipis mata mereka nampaknya sedikit sobek karena cairan merah itu seperti keluar dan mengalir sedikit ke bawah mata mereka.
"Kamu pikir apa yang kamu lakuin bisa dimaafin gitu aja? Walaupun keluarganya sudah mengikhlaskan semuanya tapi aku tetap gak bisa terima, sebenarnya apa yang udah terjadi!" Oboi bangkit dan nampak lebih bersemangat sementara Reza masih dalam posisi yang sama.
Reza menengadah ke atas melihat ke arah Oboi sembari mengatur tarikan napasnya.
"Aku salah tetapi, aku tidak melakukan apapun, dia sendiri yang menentukan," ucap Reza.
Entah apa yang mereka sembunyikan sampai akhirnya Oboi menyebutkan seorang nama.
"Seharusnya saat itu aku yang menjadi pacar Karina, tapi kamu menikungnya dan membuat dia menjadi berubah," Oboi nampak marah walaupun permasalahan ini lebih mengarah kepada urusan hati mereka.
Seperti yang kita tahu jika Oboi adalah anak yang dulunya sekelas dengan Arya tetapi, suatu hari ia dikeluarkan karena ia selalu menghasut teman-temannya untuk melakukan aksi tak terpuji yaitu tawuran, sampai akhirnya ia datang ke sekolah di mana Reza belajar saat SMP. Dari dulu Reza anak yang cukup ramah walaupun saat itu ia lebih cuek dari sekarang. Oboi tak menyangka jika ketua geng yang menguasai sekolah itu adalah Reza sehingga Oboi menantangnya berduel tetapi, duel itu tak pernah terjadi sama sekali karena dengan sukarela Reza menyerahkan jabatan itu pada Oboi sehingga ia tak perlu repot-repot untuk bertarung.
"Lucu sekali, dulu aku kesulitan mencari alasan gimana caranya supaya bisa ribut sama kamu, kamu selalu berlagak sok bijak dan sok keren di hadapan semua orang sehingga orang-orang di sekitar kamu menjadi segan," lanjut Oboi menatap tajam Reza kemudian ia menarik kerah baju Reza dan memaksa ia berdiri.
"Kalo kamu masih mau nyalahin aku silakan tapi aku bilang sekali lagi itu pilihan dia," jawab Reza yang saat ini terpaksa berdiri karena dipaksa Oboi.
"Sial! Rasain, nih!" Oboi melancarkan pukulannya lagi dan diterima oleh Reza dengan pipinya.
Reza kemudian ingat saat pertama kali Oboi mengenalkan seseorang padanya. Saat itu mereka tak sengaja bertemu di gym dan melakukan latihan boxing bersama. Oboi nampaknya sedang menyukai seseorang sampai ia memberikan foto wanita yang ia sukai.
Reza hanya tersenyum saat Oboi memberikan foto itu sampai suatu hari Oboi sering melihat Reza selalu berdua dengan wanita yang sebelumnya ia tunjukkan itu dan merasa jika Reza telah menikung dirinya sehingga sejak saat itu Oboi menjauhi Reza karena ia merasa dikhianati.
Suatu ketika Oboi memimpin kembali tawuran dan Reza tak ada di sana karena memang walaupun ia pemimpin sebelumnya, Reza tak pernah masuk ke arena tawuran sehingga namanya tetap bagus di sekolah. Seseorang mengatakan pada Oboi jika ia melihat Reza memeluk dan mencium kening wanita yang Oboi sukai itu dan keesokan harinya ia menerima kabar jika wanita itu meninggal. Oboi menyalahkan Reza karena gara-gara dia wanita itu meninggal bahkan sebelum ia sempat dekat dengannya. Hal itu membuat Oboi marah sehingga ia menunggu Reza sepulang sekolah tetapi, sejak saat itu Reza menghilang dan tak pernah kembali ke sekolah. Itulah salah satu alasan Oboi berpindah sekolah hanya untuk mencari Reza dan akhirnya ia menemukan Reza di sekolah ini.
"Ini untuk rasa sakit yang aku derita! Ini untuk seorang yang kau bunuh! Dan ini untuk pengkhianatan yang kau lakukan!" Oboi melakukan semua pukulan itu dan diterima oleh Reza dengan wajahnya tanpa perlawanan sehingga ia tersungkur dan telentang di atas trotoar.
Oboi mengatur napasnya ia kelelahan melawan Reza di sana. Oboi juga merebahkan tubuhnya dan sekarang ia bahkan mengeluarkan cairan merah itu dari mulutnya karena pukulan Reza yang mengenai perut Oboi benar-benar kuat.
"Sial, kenapa kamu gak lawan balik? Kamu malah nerima pukulan aku berkali-kali, aku tau ini bukan kamu yang sebenarnya atau karena kamu udah sadar kalo kamu salah?" Oboi membuang napasnya dalam posisi itu kemudian mengusap perlahan wajahnya.
Reza memandang ke langit, saat itu matahari tertutup awan dan sepertinya hari akan turun hujan. Kemudian Reza mulai mengatakan alasan kenapa ia memberikan semua kepemimpinannya pada Oboi.
"Dulu aku sering denger nama kamu dari anak-anak, kamu orang yang kuat dan juga cerdas. Nama kamu Robi kemudian orang lebih kenal dengan sebutan Oboi. Hei, apa kamu tau kenapa aku ngasih kamu jabatan aku saat itu?" tanya Reza yang masih dalam posisi terlentang menatap ke langit.
"Gak penting, jangan mengalihkan perhatian saat aku sedang ingin menghajar kamu," balas Oboi yang juga dalam posisi yang sama.
Reza mengingat waktu di mana Oboi datang kepadanya lalu mengatakan sesuatu yang membuat Reza terkesan. Saat itu di sebuah kantin sekolah, ia mendatangi Reza seorang diri dan mengajaknya berduel.
"Jadi kamu yang mimpin bocah di sini? Duel yok!" ucap Oboi tersenyum berani.
Tak banyak basa basi, Reza tak mengatakan apapun dia hanya terkesan saat Reza bertanya hal padanya.
"Buat apa?" tanya Reza.
"Buat jadi pemimpin di sini!" jawab Oboi menyeringai.
"Maksudnya buat apa kamu tawuran?" tanya Reza tersenyum.
Nampaknya Reza sudah mengetahui tujuan Oboi yang sebenarnya sehingga setelah percakapan yang cukup banyak kemudian Oboi mengatakan yang sebenarnya.
"Udah terlalu banyak korban, tawuran antar sekolah harus dihentikan. Aku menantang semua jagoan yang ada di sekolah mereka hanya untuk menguasai pasukannya dan membentuk sebuah aliansi. Setelah semua sekolah yang sering bentrok aku kuasai maka tawuran gak akan ada lagi karena semuanya berada di satu komando yang sama," ucap laki-laki yang saat ini menantang Reza berkelahi itu, berbicara tegas mengingat sesuatu yang pernah ia alami.
"Menarik juga cara berpikir kamu, pasti seseorang yang dekat sama kamu yang membuat kamu kayak gini, ya?" tanya Reza.
"Kayaknya kamu bukan orang sembarangan tapi itu bener, kakak aku mati karena tawuran brutal yang dia lakuin saat masih hidup dulu, jadi aku bermaksud untuk menghentikan tawuran ini," balasnya tersenyum lebar.
"Silakan kamu kuasai anak-anak ini semoga kita bisa mewujudkan mimpi itu," ucap Reza meninggalkan kantin.
Kembali ke masa kini dimana Reza dan Oboi masih tampak terbaring.
"Aku salut padamu karena itu, Oboi. Tapi, kamu gatau siapa sebenarnya Kariana, kan?" tanya Reza matanya mulai berkaca-kaca tetapi tetap tersenyum.
"Apa maksud kamu? Dia adalah putri dari seorang pengusaha kaya tambang batu bara, dan kamu adalah penyebab kematiannya," ucap Oboi mengatur napasnya.
"Tidak, dia adikku. Dia adalah saudara kembarku yang hilang saat usianya masih lima tahun." Reza mencoba bangkit bersama matahari yang mulai nampak kembali setelah awan itu pergi darinya.
Mendengar pernyataan itu jelas membuat Oboi marah, ia juga mencoba bangkit dan telah berdiri lagi. Dua orang itu kini sudah berdiri walaupun cukup bersusah payah.
"Apa maksud kamu? Jangan ngarang cerita, ya?" Oboi masih terlihat sangat marah.
"Aku gak peduli kamu percaya atau engga tapi kalo kamu perhatiin wajah kita memang mirip, kan? Dan dia meninggal karena penyakit kanker paru-paru yang ia terima, dan aku adalah orang paling menderita yang bahkan baru bertemu dia lagi tetapi, dia harus pergi meninggalkan kami." Reza menangis di sana mengingat adiknya yang meninggal padahal baru beberapa waktu mereka bertemu kembali setelah bertahun-tahun terpisah.
"Apa? Jangan bercanda kamu!" Oboi semakin marah dan memegangi kerah Reza.
"Aku ga peduli apa yang kamu pikirin selama ini tapi itu adalah sebuah fakta."
Oboi melepaskan cengkeramannya dan mulai menangis. Mereka tidak sadar jika seseorang sejak tadi melihat mereka dan itu adalah Sofia.
Setelah kejadian itu keesokan harinya baik Reza maupun Oboi tidak masuk sekolah tetapi, beberapa hari kemudian mereka kembali bersekolah dan bermaksud menamatkan sekolahnya sampai lulus.
Hari ini adalah puncak class meeting di sekolah Lucy dan nampaknya banyak pendukung Lucy saat ia bermain voli untuk kelasnya.
"Lucy! Aku cinta kamu!"
"Lucy semangat ayo!"
"Lucy cantik banget, sih!"
Suara teriakan orang-orang memenuhi aula gedung bola basket itu. Semua orang nampaknya menyemangati Lucy bahkan Diana yang saat ini seharusnya mendukung kelasnya itu malah mendukung kelas Lucy.
"Ye ye ye aw, Lucy kamu pasti bisa!" ucap Diana menyemangati Lucy dari tribun penonton.
Seseorang dari tim kelas Diana kemudian merasa aneh dibuatnya.
"Bukannya si Diana kelas kita? Kenapa dia dukung tim lawan?" tanya orang itu yang langsung dijawab oleh mereka.
"Aku juga gatau mungkin karena Diana ngefens sama Lucy kali hahaha."
Lucy sadar jika banyak orang yang mendukungnya di sana sehingga ia berpikir cukup positif sekarang.
"Kamu bener Arya, banyak orang yang dukung aku bahkan mereka lebih baik dari yang aku kira." Lucy tersenyum dan akhirnya ia berhasil membuat kelasnya menang di class meeting itu.