Bab 8 : Dia salah arah

889 Kata
Setelah ribut dengan Azam, Farrel pergi meninggalkan Markas. Farrel membawa mobil dengan kecepatan tinggi ia tak tahu harus kemana, pikiran nya kalut. Karena tidak fokus menyetir Farrel hampir menabrak seseorang, untung ia segera menginjak rem kalau telat 1 detik saja, orang itu sudah tertabrak. Farrel keluar dari mobilnya ingin meminta maaf. Matanya membesar saat melihat seseorang yang hampir ia tabrakan "Harsya" panggil Farrel. Harsya tak menjawab ia berdiri di tempat wajahnya pucat. "Sha Lo gak papa?" tanya Farrel mengguncang pundaknya perlahan. Harsya diam saja. "Harsya!." Sentek Farrel. Harsya langsung tersadar lalu menatap Farrel, kemudian reflek memeluknya. Tubuh Farrel terasa membeku dan kaku saat Harsya memeluk nya secara tiba-tiba membuat pikirnya kosong. setelah beberapa detik Harsya sadar ia segera melepaskan pelukannya. "Sorry Rel, gue gak sengaja sumpah," ucapnya cemas." Farrel yang masih terkejut hanya mengangguk. Harsya memijat pelipisnya "Gue tadi kaget banget saat hampir tertabrak, jadinya pikiran kue kosong dan melakukan hal yang gak seharusnya, gue benar-benar minta maaf," lirihnya. "Yang seharusnya minta maaf itu gue, karena gak fokus nyetir," ucap Farrel. "Iya lo emang salah, tapi udah gue maafin karena masih hidup." Farrel menatap Harsya dalam "Lo harus ikut gue, sebagai tanda permintaan maaf gue." "Halah modus, bilang aja mau jalan bareng gue," ucap Harsya. "Yaudah kalo gak mau," jawabnya, lalu berjalan menuju mobil. "Kalo gue mau gimana?" teriak Harsya. Farrel melakukan gesture tubuh yang mempersilahkan Harsya masuk ke dalam mobilnya. Harsya tersenyum simpul lalu berlari ke arah Farrel. "Suasana hati kamu pasti lagi gak baik ya?" tebak Harsya. "Kenapa mikir gitu?" ucap Harsya. "Wajah kamu keliatan cape banget, kaya mikirin sesuatu masalah yang gede banget." Farrel tak menjawab. Ia berjalan menuju atas Bukit Moko diikuti Harsya. Bukit moko berada di kecamatan Cimenyan. Kabupaten Bandung. "Wah indah banget, kita bisa lihat Kota bandung dari sini," ucap Harsya, matanya terus berkeliling melihat hamparan kota bandung. "Iya. ini sangat indah," ucap Farrel namun tak melihat pemandangan tapi melihat Harsya di sisinya. "Kalo malem pasti lebih indah," ujar Harsya. Farrel mengangguk perlahan. Farrel dan Harsya duduk di kursi panjang yang berada di Bukit moko, Harsya sibuk dengan eskrim nya sedangkan Farrel sibuk dengan pikirannya yang masih kacau. "Sha apa yang akan Lo lakukan jika diposisi gue?" ucap Farrel. "Posisi Lo? maksudnya gimana." Farrel menghela nafas. "Gue dan temen-temen gue tersesat, gue ingin pulang, tapi kita udah tersesat terlalu jauh, untuk kembali akan ada rasa sakit yang luar biasa, namun jika dibiarkan tersesat hidup kita semua akan berakhir." Harsya menatap Farrel dalam, ia melihat sorot matanya menggambarkan kegelisahan. "Menurut gue lebih baik Tersiksa sesaat dari pada tersiksa selamanya." Farrel melirik Harsya "Gue bingung Sha." Harsya beranjak lalu berdiri di depan Farrel. "Jika memang niat lo bener pasti ada jalannya gak usah bingung mikirin orang lain. Sekali-kali hiduplah secara egois bahagiakan diri sendiri." Farrel memandang Harsya dengan ekspresi sulit diartikan. Setelah diantar pulang, Harsya berbaring di tempat tidurnya, ia memandangi langit-langit kamarnya yang dipenuhi stiker bintang. Saat mati lampu bintang itu bisa menyala. "Pantes aja semesta gak bikin gue jatuh cinta sama Farrel, karena terlalu jauh buat gue gapai," pikirnya. Farrel melepaskan sepatunya lalu masuk ke dalam kamarnya berjalan menuju balkon. Seperti biasa Farrel menyalakan rokoknya lalu menghisapnya. 'Sekali-kali hiduplah egois bahagiakan diri sendiri' ia teringat dengan ucapan Harsya, selama ini Farrel belum pernah membahagiakan dirinya sendiri apalagi setelah ibunya meninggal ia malah sering menyakiti diri nya sendiri. Flashback Setelah kematian ibunya akibat penyakit jantung. Farrel tidak keluar kamar selama satu Minggu ia mengurang diri. Ayidan menyuruh Iqbal dan Fatih membujuk nya untuk keluar namun tak berhasil. Farrel merasa berasal atas kematian ibunya, karena sebelum di bawah ke rumah sakit dan dinyatakan meninggal oleh dokter. Farrel sedang marah kepada ibunya karena suatu hal sehingga ia kelepasan dan membentak sang ibu lalu pergi begitu saja. Saat di kantor ia dihubungi oleh Ayidan bahwa ibunya meninggal dunia, sejak saat itulah dunia Farrel menjadi gelap. Farrel keluar kamar setelah satu Minggu mengurang diri, ia pergi ke markas tempatnya berkumpul. Saat itu pertama kalinya mereka mencoba obat-obatan terlarang. orang yang pertama kali membawanya adalah Hanif " Woi! gue bawa sesuatu," ucapnya, memamerkan sesuatu yang dia bawa. "Apa tuh?," tanya Ziyad. "Ini bisa membuat hidup tenang," ujarnya. "Mana gue liat." Azam membuka keresek hitam tersebut. Mata Djaki melebar melihat isi dari keresek tersebut "Lo yakin mau coba, resiko nya gede?" Farrel menghampiri lalu mengambil isi dari keresek itu "Lo yakin ini bisa buat hidup tenang?" Hanif mengangguk "Lo coba aja kalo gak percaya." Ihsan yang dari tadi bermain handphone, penasaran lalu mendekat " Gila Lo!, kalo ketahuan bisa masuk penjara," ucapnya. " Makanya jangan sampe polisi tau," ucap Azam. Hanif, Farrel, Djaki, Ziyad Azam langsung terkapar lemas setelah mengkonsumsi barang tersebut, mereka hilang kesadaran. Ihsan hanya menggelengkan kepala melihat temannya seperti itu.Ihsan masih sadar karena tidak mengkonsumsi namun ia jenuh lalu memutuskan pergi. kejadian seperti itu terus berlanjut, mereka kecanduan dan menjadi uring-uringan jika benda tersebut habis untungnya mereka memiliki Bandar yang mengirim benda tersebut rutin secara diam-diam. Farrel menutup pintu menuju balkon. Ia mengambil sesuatu dari lacinya lalu berjalan menuju tempat tidurnya membaringkan badan dia atas kasur miliknya. Mengapa di saat dirinya gelisah dan pikirannya kacau semesta selalu mempertemukan nya dengan Harsya entah apa dibalik semua itu. Farrel berpikir Harsya terlalu jauh baginya sehingga dia tidak boleh jatuh cinta kepadanya. Namun jika seperti ini terus ia tak bisa lagi menahan untuk tidak jatuh cinta kepada perempuan berhijab itu.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN