Bab 6 : keterkaitan

1038 Kata
Sore ini, hujan turun perlahan-lahan, menciptakan suasana yang tenang dan damai di sekitar. Farrel masih berada di kantor dari tadi matanya terpaku menatap layar monitor. Pekerjaan dirinya kali ini sangat menumpuk karena ditambah dengan pekerjaan yang seharusnya dikerjakan Layla. Dia berhenti sebentar mengusap matanya yang terasa perih karena terlalu lama melihat layar monitor. Farrel melirik jam tangannya menunjukkan pukul 21:00, sepertinya kali ini ia harus lembur. Setelah pulang dari kampus Harsya pergi ke cafe dekat pertigaan. cafe itu terkenal dengan pancake coklat nya yang sangat populer. Saat masuk Harsya melihat-lihat sekitar memikirkan dimana ia harus duduk. Ia melihat seseorang yang dikenalnya duduk di dekat jendela, Harsya. menghampiri. "Boleh duduk di sini," ucapnya. Farrel menoleh "boleh." "Lo baru pulang kuliah?" tanya Farrel. Harsya mengangguk "Iya, ko tau." "Semua hal gue tahu," ujarnya. Harsya memutar bola matanya. Pelayan datang mengantarkan pesanan Harsya. Harsya melirik Farrel Wajah lelaki itu sangat kusut, dan berantakan untuk masih tetap tampan. "Rel, kamu keliatan lelah banget pekerjaan kamu banyak ya?," tanya Harsya. "Gak terlalu." "Tapi mata lo gelap banget kaya udah lembur beberapa hari, jadinya kaya mata panda," ucapnya diiringi tawa. "Tapi masih tetep ganteng kok." "Gue tahu," ucapnya sombong. Harsya menyesal berkata Farrel ganteng. "Lo mau langsung pulang?" tanya Farrel. Mereka berada di halaman cafe. "he'em," jawabnya. "Yaudah hati-hati." Harsya mengangguk "Lo juga" katanya. Harsya berjalan pergi, Farrel memandang punggung Harsya yang kemudian menjauh tak terlihat. Di tempat lain sepasang kekasih sedang berduaan memandang sebuah danau. "Bunga," ucapnya. Bunga menoleh kearahnya. "Gak kerasa kita udah 1 bulan pacaran," ujar Fatih. "Iya, Kamu bahagia gak sama aku?" "Pake nanya. ya pasti lah, aku merasa satu hari bersamamu itu bagaikan 1 detik ". "Massa, gombal Kamu mah" "Beneran sayang." kemudian menggandeng pundak bunga. Fatih berhenti di depan gerbang rumahnya ia melirik bunga. "yang kenapa berhenti di sini?" tanya bunga heran. "Ini rumah ku," jelas Fatih. "A..pah! rumah kamu." ia terkejut. Fatih mengangguk " Maaf aku gak ngasih tau dari awal." Bunga diam tak menjawab. "yang jangan marah dong, aku bawa kamu ke sini itu mau ngenalin kamu sama keluarga ku," ujarnya. "Tapi aku takut." Fatih memegang tangan Bunga. "Kamu jangan takut, aku akan selalu ada di sisimu." Farrel tertidur di sofa tengah rumah karena bergadang semalaman. Sedangkan Iqbal duduk di sofa depan Farrel mendengarkan video edukasi. Saat pertama kali masuk ke dalam rumah, Bunga sangat terkejut dengan keindahan interior dan furniture rumah ini benar-benar luar biasa. Bunga berjalan di belakang Fatih melewati ruangan demi ruangan lalu berhenti di tengah rumah, ruangan keluarga. Iqbal menoleh ke arah mereka lalu fokus kembali ke layar handphone, Bunga tersenyum gugup. "Sini duduk, gak pegel berdiri terus," ucap Fatih. Bunga menengguk dan duduk di sebelah Fatih. "kenalin ini adik aku," ucapnya, kemudian memberikan kode mata kepala Iqbal untuk memperkenalkan diri. Iqbal beranjak menghampiri Bunga lalu mengulurkan tangan. "Iqbal Putra Kamil." Bunga segera menjabat tangan Iqbal " "Bunga Hayati, panggil aja kak Bunga" Iqbal mengangguk kemudian duduk kembali ke tempat semula. "Itu yang tidur kakak kamu ya?" tanya bunga dengan suara pelan. "Iya, kenalannya nanti ya pasti dia bangun soalnya dia pasti ngamuk kalo diganggu" ujarnya. "bii...." teriak Fatih. Si bibi segera datang "Ada apa den Fatih?" "Tolong bawakan minuman dan makanan ke sini, buat pacar saya," ucap Fatih. Bunga yang salting segera mencubit pinggang Fatih "Aw...." . Bi Inah tersenyum "Siap den." Harsya duduk di teras sambil mengerjakan tugas kuliah. Ting! Ponselnya berbunyi, ia membuka room chat lalu melihat pesan dari Bunga. Bunga bangkai. Sha demi apa gue gak nyangka Fatih sultan! Mata melebar melihat pesan itu Harsya Baguslah itu kan yang lo cari Bunga bangkai. Tapi maksud gue gak sekaya ini. Gue takut gak direstui Harsya hahaha, makanya doa itu harus lengkap, sans aja palingan nanti Lo di kasih uang ama ortunya buat jauhi dia Bunga bangkai Harsya sialan!. Harsya tertawa puas melihat chat terakhir dari Bunga. Farrel menggeliat bangun dari tidurnya lalu mengucek matanya, belum sadar bahwa ada bunga di samping Fatih. Farrel sontak kaget melihat ada perempuan di samping Fatih. "Lo kalo ada tamu itu, bangunan gue lah," ucap Farrel ia malu. "Gue trauma bangunin lo" jawab Fatih Farrel melirik tajam. "Kenalin bang, ini pacar gue." Bunga menyalurkan tangan ke arah Farrel "Bunga hayati " Farrel menerima uluran itu. "Farrel Dwi kamil." Bunga mengangguk lalu tersenyum simpul. "Gue ke atas dulu ya, lo santai aja anggap rumah sendiri "ucap Farrel. "iya kak" jawab bunga canggung. Bunga dalam perjalanan pulang diantar Fatih, setelah bertemu ka Layla bunga mengajak pulang karena udah sore. "Berarti kamu empat bersaudara?" tanya Bunga. "Iya, Kak Layla anak pertama dan perempuan satu satunya," ujar Fatih. "Ka Layla beruntung banget punya adik yang ganteng-ganteng." "Kamu lebih beruntung." Bunga melirik Fatih lalu tersenyum. "Kak Farrel udah punya calon atau udah nikah?" tanya Bunga. "Kenapa nanya gitu, awas aja kalau kamu suka bang Farrel," jawabnya sinis. "Ya enggak lah, kamu nething banget sama aku," ucapnya kesal. "Hahaha, aku bercanda sayang." lalu mengelus kepala Bunga. "Bang Farrel itu belum nikah, dan kayaknya belum punya pacar juga. Soalnya aku belum pernah liat di jalan sama cewek." Mata Bunga melebar. " kenapa? padahal dia ganteng banget." Fatih melirik sini "Aku akui dia emang lebih ganteng dari aku. Aku gak tau kenapa bang Farrel gak punya pacar mungkin dia belum nemu yang cocok aja." Bunga mengangguk perlahan lalu tersenyum ia memiliki ide bagus. Suasana kantin kampus hari ini lumayan ramai Harsya di temannya hampir saja tidak mendapatkan tempat duduk. "Gimana kemarin di bawa ke rumah camer?" tanya Delia. "Gila gue kaget banget liat rumahnya kaya istana. Terus di dalam nya juga interior dan furniture nya luar biasa kelihatan mahal banget, gue gak nyangka bisa dapet sultan di aplikasi kencan online." Bunga menjelaskan dengan excited. "Wahh kamu beruntung banget bung, kalau kamu nikah sama di kamu bakalan jadi sultan juga," ucap Dina. "Menurut gue sih Lo harus kuat mental kalo berhubungan dengan orang yang status sosialnya tinggi di atas kita," kata Harsya. "Iya gue tahu, tapi untuk sekarang gue gak mau mikirin itu gue mau jalani dulu aja." "Tapi ada satu hal yang pasti bikin kalian seneng," ucap Bunga. "Apa?"tanya Delia. "Dia punya Abang ganteng banget guys, dan yang paling penting abangnya jomblo." Mereka berkata berbarengan"Waw beneran." Bunga mengangguk tersenyum ia tahu temannya pasti sangat sumringah kalo mendengar orang ganteng dan kaya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN