Hafiz telah sampai didepan rumah Cris.
"Terima kasih banyak ya, maaf kita merepotkan," ucap Cris setelah turun dari mobil.
"Tidak apa-apa," balas Hafiz.
"Kalau gitu aku pergi dulu," pamit Hafiz lalu segera beranjak dari sana meninggalkan Cris dan Dinda yang melambaikan tangan ke arahnya.
"Cie," goda Dinda lagi dengan menyenggol lengan Cris.
"Ish, apasih," balas Cris.
"Ya udah deh. Aku juga langsung pulang aja ya," ucap Dinda.
"Mau naik apa?"
"Udah pesen ojol tadi waktu dijalan, tuh udah nungguin," ujar Dinda sambil menunjuk seorang ojol yang berada tak jauh didepannya.
"Ya ampun," balas Cris.
"Dah," pamit Dinda dengan melambaikan tangannya dan menghampiri ojol itu. Dia lalu pergi dari sana.
Cris lalu berbalik dan masuk ke dalam rumah.
"Aku pulang," ujar Cris yangvterlihat bersemangat walau sudah berada diluar rumah seharian.
"Ganti baju baru turun makan Cris," ujar mamanya saat melihat Cris baru masuk ke dalam rumah.
"Iya ma," sahut Cris dan masuk ke dalam kamar.
Cris masuk di kamarnya dan meletakkan barang bawaannya. Di bersiap untuk membersihkan diri terlebih dahulu. Cris segera mandi dan mengganti bajunya selama beberapa menit.
Cris sudah selesai membersihkan dirinya. Dia langsung pergi ke ruang makan. Disana sudah ada mamanya. Dia datang bersamaan dengan papanya yang juga baru masuk ke ruang makan.
"Siapa yang antar pulang Cris?" tanya papanya.
"Temen aku pah," jawab Cris.
"Oh ya udah."
Cris dan papanya duduk di kursi masing-masing. Mama Cris mengambilkan makanan untuk suaminya. Cris mengambil sendiri makanannya. Setelah itu mereka makan dengan tenang.
Selepas makan beberapa menit, mereka berkumpul di ruang keluarga.
"Kamu kok kayak happy gitu sih sayang?" tanya mama Cris.
Cris menoleh, "Ah engga, biasa aja sih mah," balas Cris.
Mama Cris menyipitkan matanya, "Masa sih?"
"Emang lagi happy sih mah, emang kenapa sih? Ga boleh ya anaknya happy gitu?"
Mama Cris menggeleng, "bukan gitu, kemarin kamu baru aja lemes sekarang udah happy lagi aja," ujarnya.
Cris terkekeh, "Mood aku gampang banget baliknya," ucap Cris.
Mama Cris mengusap kepala anaknya sayang, "Iya, yang penting kamu bahagia aja mama udah seneng," ucap mama Cris.
Beberapa waktu mereka habiskan mengobrol bersama hingga waktu tidur tiba. Mereka msuk ke kamar masing-masing. Cris masuk ke dalam kamarnya. Dia rebahan di kasurnya setelah mengambil ponselnya. Cris membuka ponsel miliknya dan mencari kontak Dinda.
"Dinda." Cris memulai chatnya dengan Dinda.
"Iya Cris?" balas Dinda setelah beberapa menit kemudian.
"Gapapa sih, manggil aja. Hehehe."
Dinda hanya membalasnya dengan emot malas.
Setelah itu, Cris membuka room chat kelasnya karena tiba-tiba saja grup itu menjadi ramai.
Kening Cris mengeryit. Dia membaca sdmua pembahasan dalam grup itu.
Itu tentang event kampus. Kampus akan megadakan acara tahunan dan semua mahasiswa diharapkan untuk ikut berpartisipasi dalam acara itu.
Semua mahasiswa yang ada dalam grup itu sedang mengadakan rapat untuk apa yang akan mereka berikan sebagai partisipasi mereka terhadap acara tahunan itu.
Cris membaca semua pendapat yang masuk. Dia tiba-tiba tertarik dengan saran jika mereka akan memberikan penampilan saja.
"Setuju," sahut Cris sambil menandai saran tenyang penampilan itu. Beberapa dari yang lainnya megikutinya menyetujui saran yang dimaksud.
Setelah melakukan beberapa voting, akhirnya partisipasi dalam bentuk penampilan yang akan mereka berikan. Kini tinggal berdiskusi tentang apa yang akan mereka tampilkan.
"Gimana kalau drama saja?" salah satu orang kembali memberikan saran.
Tiba-tiba Cris teringat satu judul. Dia langsung mengetikkan itu di chatnya.
"Kisah Fatimah aja gimana?" ketik Cris.
Tibactiba hening sebentar dan iyu membuat Cris heran.
"Cris?"
Ketik seseorang setelah hening beberapa saat.
"Ya?" balas Cris.
"Ini kamu?" tanya orang lain ikut menyahut.
"Iay dong, siapa lagi emangnya?" bingung Cris dengan pertanyaan yang baru saja diberikan.
"Ah, tidak. Tidak apa-apa Cris," sahut yang lainnya.
"Boleh juga, ide yang bagus," kini ada mahasiswa yang menanggapi saran dari Cris tanpa membuat Cria bingung.
Cris tersenyum. "Iya bagus loh, kisahnya yang indah juga pasti akan menjadi drama theater paling indah nanti," tulis Cris.
"Siapa yang setuju?" tanya ketua tingkat untuk memungut suara kembali.
"Saya."
Satu persatu memberikan jawaban mereka meski ada yang tidak setuju. Setelah pemungutan suara dan menghitungnya, hasilnya adalah opsi setuju lebih banyak dibanding opsi tidak setuju.
Itu artinya mereka akan memberikan persembahan berupa drama dari kisah Fatimah.
"Oke, mulai besok kita rapat ya," chat ketua tingkat.
"jam dua siang kalian kosong semua kan?"
Semua kompak menjawab 'iya'.
"Nanti biar saya cari tempatnya. Akan saya kabari lagi secepatnya," lanjut ketua tingkat.
Setelah semua setuju, grup kembali sepi dan hanya ada canda-candaan seperti biasanya.
Mata Cris mulai lelah, tetapi dia masih harus mengerjakan tugasnya. Jadi, dengan tubuh lemas yang dia paksakan untuk bangkit dari rebahannya dan beranjak ke meja belajarnya, Cris harus segera mengerjakan tugasnya sebeluh semakin larut dan mata yang sudah semakin lelah.
Cris duduk di meja belajarnya, dia mengambil tugas salah satu mata kuliah yang harus dikerjakannya karena besok adalah deadline-nya.
Selama beberapa menit hingga hampir menghabiskan waktu dua jam Cris berkutat dengan buku dan ponselnya. Dia mengerjakannya dengan teliti.
Cris selesai tepat dipukul satu malam. Besok mata kuliah pertamanya akan masuk pukul setengah delapan pagi. Mau tidak mau dia harus bangun sebelum itu.
Cris membereskan barang-barangnya, dia lalu kembali merebahkan tubuhnya diatas kasur. Dia memeriksa ponselnya sebentar lalu meletakkannya diatas nakas.
Cris berbaring sambil menatap langit-langit kamarnya hingga perlahan itu membawanya ke alam mimpinya.
***
Tok tok tok
"Cris," panggil Mama Cris sambil terus mengetuk pintu kamar anaknya.
Sudah beberapa menit dia disana ubtuk membangunkan Cris, tetapi masih saja belum mendapat balasan dari dalam sana. Mama Cris mencoba membuka pintu kamar Cris dan terkunci.
Akhirnya dia mengambil kunci cadangan dengan terpaksa membuka kamar Cris untuk membangunkannya.
"Cris... Sayang... Ya ampun, udah jam berapa ini Cris? Kamu harus kuliah loh," ucap Mama Cris sambil menggoyangkan tubuh Cris.
Cris menggeliat. Dia bergumam tidak jelas.
"Cris," panggil mamanya sekali lagi.
Perlahan Cris membuka matanya, fia membiasakan matanya terlebih dahulu ubtuk cahaya masuk. Setelah terbuka sempurna dan kesadarannya kembali sepenuhnya, Cris langsung terduduk tegap dan itu mengagetkan mamanya.
"Astaga jam berapa ini ma?" tanya Cris ketika tersadar kalau matahari sudah bersinar terang.
"Lima belas menit lagi setengah delapan Cris," jawab mamanya.
"Mama kok ga bangunin Cris?" tanya Cris kesal.
"Udah mama bangunin dari tadi tapi kamu sih kunci pintunya," balas mamanya tak merasa bersalah.
"Udah cepetan siap-siapa, papa udah nungguin juga tuh," ujar Mama Cris.
Cris langsung beranjak dari tempat tidur dan bersiap-siap secepat kilat.