Chelsea menatap kosong cermin di depannya. Penampilannya tak berbeda dengan mayat hidup yang kerap ditontonnnya. Matanya hidup karna tak bisa tidur semalaman, menangis, hingga akhirnya kantuk menjemputnya secara paksa. Pesan dari Angga dibacanya berulang kali, namun tak berniat sedikitpun membalas pesan lelaki itu. Yang dilakukannya malah memblokir semua kontak Angga. Ingin ia menghapus foto-foto kebersamaan mereka, namun tanggannya terasa kaku, ia malah menangis menatap kebahagiaan yang sempat mereka rasakan bersama. Tawa yang terasa begitu nyata, senyata rasa sakit yang memenuhi ruang hatinya. Ia ingin menjaga hati yang tak lagi utuh. Tak ingin terus berharap pada asa. Kenyataan di depan mata, menampar keras pipinya. Menyadarkannya, jika memang kisah mereka telah berakhir. Tak perlu dip