MAAFKAN AKU

868 Kata
Sean yang tampak kelelahan langsung masuk ke kamar diikuti Geisha. “Kau sakit?” tanya Geisha. “Aku hanya kelelahan, wajahmu sendiri pucat seperti itu,kenapa?” tanya Sean. “Tadi aku hanya bicara dengan Kirana, dan dia menceritakan tentang suaminya yang seorang pilot.” “Oh, jadi kau sudah tau,ya?” “Iya, aku sudah tau. Tapi, aku masih penasaran seperti apa wajah suaminya.” Sean hanya tersenyum, ia mencium dahi Geisha perlahan. Selama berbulan-bulan sejak ia sadar dari komanya ia belum pernah mencium Geisha. Entah mengapa meskipun Geisha mengaku bahwa ia adalah istrinya, tapi Sean merasa ragu untuk menyentuh Geisha sebagai istri. Namun, malam ini Sean merasa ingin dan entah siapa yang memulai malam itu mereka melakukannya dengan penuh penghayatan dan cinta. Setiap desahan yang keluar dari bibir Geisha membuat Sean pun makin terpacu dan akhirnya mencapai puncak dalam tubuh Geisha. Dan setelah semuanya selesai, Sean mengecup dahi Geisha dengan lembut. “Terima kasih,sayang,” ujarnya. “Apa kau ingat, sejak kau sadar dari koma baru hari ini kau kembali menyentuh tubuhku,” sahut Geisha lirih sambil membenamkan kepalanya di pelukan Sean. “Maafkan aku, aku hanya tidak ingin berbuat kesalahan saat melakukannya.” Geisha terdiam, ah, saat ini pun sebenarnya apa yang mereka lakukan adalah sebuah kesalahan. * sebulan kemudian Geisha merasa akhir-akhir ini ia lebih cepat lelah dari biasanya, padahal sudah dua minggu tidak ada job pemotretan atau syuting yang harus ia kerjakan. Akhir-akhir ini justru Sean yang lebih banyak mendapatkan job. Wajah Sean yang tampan memang membuatnya laris manis dan mendapatkan banyak fans untuk hitungan artis pendatang baru. Terlebih lagi saat ini ia sedang berpasangan dengan Kirana. Kirana yang sudah lebih dulu berkecimpung dalam dunia entertain sudah pasti memiliki banyak fans setia terlebih dengan kisah hidupnya yang cukup membuat orang bersimpati. Geisha mendekap mulutnya dan langsung berlari ke kamar mandi dan memuntahkan semua isi perutnya, membuat Sean yang masih lelap tertidur bangun dan langsung membantu Geisha. “Kamu kenapa? Sudah beberapa hari ini setiap pagi muntah-muntah seperti ini.” “Entahlah, aku juga tidak tau.” “Kita ke dokter.” “Sekarang? Sepagi ini?” “Memangnya kenapa? Pasti ada dokter jaga di rumah sakit,kan. Siang ini jadwalku padat sekali,sayang. Jadi, aku ingin bekerja dengan tenang. Jika kau sakit, mana bisa aku tenang? Yang ada aku akan terus kepikiran.” “Baiklah, aku ganti pakaian dulu.” Dan satu jam kemudian keduanya pun sudah berada di dalam ruangan periksa dokter. Wajah Geisha yang pucat harap-harap cemas menunggu hasilnya. “Ibu tidak sakit.” Geisha dan Sean saling pandang lalu kembali menatap dokter wanita di hadapan mereka dengan penuh kebingungan. “Kalau tidak sakit, lalu istri saya kenapa?” tanya Sean. “Selamat ya,Pak, istri anda positif hamil. Sudah 2 minggu, karena kandungannya masih lemah, saya sarankan Ibu untuk tidak beraktivitas yang melelahkan serta banyak makan makanan yang bergizi. Saya akan meresepkan vitamin dan obat penguat kandungan.” Sean dan Geisha pulang dengan perasaan gembira. Sean merasa senang mendengar berita kehamilan Geisha. Namun, saat tiba di apartemen Geisha tampak cemas saat melihat siapa yang berdiri sambil menunggunya. “Katrin ….” “Gey, apa kabar? Halo, Sean ….” Katrin adalah sahabat Geisha di Singapura. Sekaligus juga sepupu Sean, dan tentu saja ia tau jika Sean yang asli sudah meninggal dunia. “Sayang, dia sepupumu, Katrin," ujar Geisha, “Sean koma beberapa bulan lalu karena kecelakaan dan dia kehilangan ingatannya.” Katrin menatap Geisha dengan tajam. “Kita masuk dulu, mau sampai kapan berdiri di sini?” kata Geisha menutupi kegugupannya. “Aku harus syuting,sayang. Hmm … Katrin, jadi kau ini sepupuku? Baiklah, aku titip Geisha ya. Banyak sekali jadwal syuting yang harus aku selesaikan hari ini.” Sean langsung membalikkan tubuhnya dan segera berlalu meninggalkan dua wanita itu. Geisha segera membuka pintu dan mengajak Katrin untuk masuk. “Kau sudah gila? Siapa dia? Yang jelas dia bukan sepupuku. Orangtua Sean mungkin tidak terlalu peduli dengan infotainment, tapi lama kelamaan mereka akan tau jika ada orang yang sangat mirip dengan almarhum putra mereka!” Geisha menghela napas panjang, “Ya,dia bukan Sean. Aku sendiri tidak tau dia siapa, tidak ad identitas sama sekali. Bahkan saat aku menemukannya dia dalam kondisi berantakan dan compang-camping. Hanya Tuhan yang tau apa yang terjadi kepadanya.” “Apa maksudmu? Dia bukan Sean ? Lalu, dia siapa?” Geisha menceritakan semuanya kepada Katrin dengan suara terbata-bata. “GILA!” pekik Katrin , “bagaimana kalau ternyata dia adalah salah satu korban dari kecelakaan pesawat enam bulan yang lalu?” “Aku tidak tau. Aku juga tidak mengerti jika nanti dia sampai mendapatkan ingatannya kembali.” “Kau benar-benar gila! Berhentilah Gey, bisa jadi dia adalah suami orang. Bagaimana jika keluarganya sekarang sedang bersedih dan merasa kehilangan? Kau harus mengatakan semuanya kepada dia. Katakan bahwa dia bukan Sean.” “Aku tidak bisa!” “Kau harus bisa!” “Aku perlu ayah untuk bayi yang ada dalam kandunganku ini. Aku sedang hamil, bagaimana bisa aku mengatakan bahwa dia bukanlah suamiku?” Katrin terbelalak kaget, gadis bertubuh tinggi itu hanya bisa menghela napas panjang dengan berat. “Kau … Aku tidak tau lagi harus bicara apa. Terserah kau saja, kau sudah dewasa dan tau mana yang terbaik,” ujar Katrin.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN