“Kamu tegang, ya?” Sultan menatap khawatir Lintang yang untuk sekadar bernapas saja, terdengar ditahan-tahan. Kini saja, gadis itu terdiam sambil meliriknya sangat canggung, selain Lintang yang sibuk bersin. Gaya Lintang lebih mirip maling yang tertangkap basah karena sekadar bernapas saja terus sangat diatur dan kerap ditahan. Sultan yang duduk di sofa persis di hadapan Lintang, mereka hanya dipisahkan oleh meja berlapis kaca tebal di sana, masih mengamati Lintang dengan saksama. Istri masa depan. Sekalem ini, mirip kue putu ayu, bersahaja begitu. Kalau yang lain pasti sudah agresif atau malah enggak tahu diri selevel Sapia, eh ini ditatap saja malah malu-malu! Batin Sultan. Sebab, andai Lintang tipikal yang hanya memandang fisik sekaligus materi, gadis itu pasti sudah banyak ulah hany