Masih sangat pagi, sekitar pukul enam pagi, Sunny kembali hadir dengan kecantikannya yang paripurna. Di ruang rawat pak Tama, pria yang sudah tampak ringkih itu menjadi tersenyum semringah hanya karena mendapati cucu karbitannya baru saja keluar dari kamar mandi. Sambil tertawa rendah karena bicara saja masih susah, pak Tama berkata, “Perawannya Leony! Hahahaha!” Sunny yang awalnya akan menghampiri orang tuanya, langsung terusik dan refleks berhenti melangkah bersama tatapannya yang langsung tertuju pada sang kakek. Termasuk itu Leon yang tengah membaca serius koran di sofa, dan juga Sasmita yang tengah merapikan tas sekolah Sunny, keduanya juga kompak menjadikan pak Tama sebagai fokus perhatian. Bedanya, ketika Leon menatap pak Tama cukup serius, tidak dengan Sasmita yang refleks menaha