“Mas, Sultan?” Suara Gio barusan dan terdengar tepat dari belakangnya, membuat Sunny bergidik sekaligus terkesiap. Sunny yang baru sekadar menghela napas saja langsung refleks gagal hanya karena teguran barusan, buru-buru memastikan kostum bagian bawahnya. Celaka, ia masih memakai rok! Bahkan rambut palsu bergelombang pun masih tergerai indah di depan bahunya! Sultan sungguh baru menyadari bila dirinya masih menjadi Sunny. Padahal dari tadi, Rarendra sekeluarga telah menjadi bagian dari kesedihannya karena pak Tama. Celaka, presiden Gio memang enggak ada duanya! Tanpa menjawab, Sunny langsung kabur. Langkah seribu ia pilih untuk menghindari Gio. Sebab, pemuda irit bicara tapi tak songong layaknya Zio itu tipikal yang sangat teliti sekaligus peka. Mungkin bila panjang usia, dirasa Sultan