Marko menatap pada musuh yang ada di depannya. Ia tersenyum. Tangannya diletakkan di saku celana, tidak ada rasa takut sama sekali dari lelaki tersebut dengan musuh yang ada di depannya ini. “Wah! Ternyata benar, kau sangat tampan.” Pujian dari seorang wanita yang lebih tua sekitar lima tahun darinya. Membuat Marko tertawa kecil mendengar itu. “Hem, kalau aku tidak tampan, memangnya kenapa?” Tanya Marko santai, tangannya menjepit rokok yang terus dihisap dan dihembuskan olehnya ke depan. Wanita itu tertawa kecil mendengar pertanyaan dari Marko. Lalu berjalan mendekati lelaki tersebut. Berdiri di depan Marko. Menatap Marko dengan senyuman menggodanya. “Kalau kau tidak tampan, maka aku tidak akan tertarik padamu, sayang.” Tangan lentik wanita itu mengusap lembut d**a bidang Marko. Tatap