Hana menatap pada mansion di depannya. Helaan napas berulang kali keluar dari mulutnya. Ya… dia malas sekali untuk masuk ke dalam mansion. Yang membuat dirinya harus berjumpa dengan si tua Mr. Aberto dan si jalang Jolly. Marko yang sudah berjalan masuk ke dalam lebih dulu. Langkahnya mundur dan berbalik. Melihat Hana yang masih berdiri dan menatap pada mansion dengan senyuman penuh keraguan. “Kau tidak mau masuk?” Hana melirik Marko sinis. “Aku mau pulang.” Ucapnya ingin berbalik. “Jalan kaki atau ceker ayam saja pulang.” Hana semakin mengepalkan tangannya tidak suka mendengar apa yang dikatakan oleh Marko padanya. Kakinya mengentak. “Sialan! Kau memang lelaki sialan. Aku benci padamu!” “Kau tahu. Benci dan cinta itu beda tipis. Aku yakin, kalau kau sekarang sangat mencintaiku Hana