Tidak Menyesal

1015 Kata
Hana berdiri menatap pada gaun pengantin yang melekat di tubuhnya. Gadis tersebut merasakan sebuah tangan yang memeluknya. Mata Hana dan mata Marko bertemu di cermin. Marko mencium pundak Hana lembut. “Kau cantik sayang.” Ucapnya memuji. Hana tidak tersipu mendengar pujian dari Marko padanya. Gadis itu hanya diam dan menatap pada gaun pengantin warna putih yang dicoba olehnya. “Kau kelihatan tidak senang mencoba gaun ini. Apakah kau tidak mau gaun dengan model seperti ini sayang?” tanyanya lembut, mengusap pundak Hana. Hana menggeleng. “Aku suka gaunnya. Yang tidak aku suka. Aku bersanding denganmu.” Ucap Hana yang penuh kejujuran, tetapi hatinya memberontak. Ada rasa senang membayangkan dia akan bersanding dan menjadi istri lelaki tersebut. Marko menyeringai. “Benarkah? Tetapi aku suka kau berhadapan denganku di atas altar nanti. Lalu kita saling mengucapkan janji pernikahan satu sama lain sayang. Setelahnya kita bisa membuat anak.” Marko tertawa kecil, mengusap perut Hana. Hana menepis tangan Marko yang mengusap perutnya. Marko menatap pada tangannya yang ditepis oleh Hana. Marko tertawa kecil. “Hana, sekuat apapun kau mencoba untuk menepis tanganku. Aku tidak akan pernah melepaskan dirimu sayang. Kau adalah milikku. Dan kau sudah tahu dengan benar siapa pemilik mu sayang,” ucapnya menjilat pundak telanjang Hana. “Ugh…” Lenguhan terdengar dibibir Hana, ketika Marko menjilat pundak Hana. Menghisap kuat pundak Hana. Memberikan beberapa tanda di tubuh Hana. Bibir Marko tersenyum senang, karena melihat pundak Hana yang sudah memerah karena tanda yang diberikan olehnya. “Hem… lihat pundakmu sayang. Sangat indah sekali.” Ucap Marko. Hana meneteskan air matanya. “Marko pernikahan kita. Akan menjadi pernikahan yang dikutuk oleh keluarga kita. Mereka tidak akan pernah merestui pernikahan ini. Percayalah. Pernikahan ini tidak,- Akh!” Hana berteriak kesakitan saat Marko mencengkram kuat rahang Hana. Marko menatap tajam dan tidak suka. “Pernikahan terkutuk? Pernikahan ini bukanlah sebuah kutukan! Aku tidak suka kau bilang seperti itu Hana. Pernikahan kita adalah sebuah anugerah yang saling mencintai. Aku ingin menjadikan dirimu milikku dalam sebuah ikatan pernikahan!” ucapnya masih menatap tajam pada Hana. Hana menggeleng. “Anugerah?” Hana menepis mendorong Marko. Setelahnya tertawa kencang sampai dia meluruh di lantai. Tawa sembari menangis. Orang yang melihat itu tahu, seberapa sakit yang dirasakan oleh Hana. Antara cintanya dan keluarga. Kini dirinya bersama lelaki yang mampu merebut hatinya. Tetapi dia dibenci oleh keluarganya. Mata Hana menatap penuh luka pada Marko. “Marko … kau tahu apa yang paling aku sesali dalam hidupku?” tanyanya, menunduk dan meremas gaun pengantin begitu kuat. “Aku menyesal telah menjalin hubungan denganmu Marko. Aku tidak seharusnya melakukan sebuah dosa terbesar ini, mencintai dirimu dan membuat keluargaku menjauh denganku. Hiks! Dia pasti tidak akan mencari ku bukan? Karena surat palsu yang kau tinggalkan. Surat yang mengatakan kalau memang aku tidak mau menikah dan memilih untuk kabur.” Ucapnya menepuk dadanya sendiri. “Aku menyayangi keluargaku. Marko… asal kau tahu. Mereka mulai menyayangiku. Memperlihatkan perhatian mereka padaku, setelah aku bilang mau menerima perjodohan. Mereka tidak hanya memperhatikan Hansel! Dia memperhatikan diriku, anak perempuan mereka. Hiks! Aku haus kasih sayang mereka. Sekarang mereka membenciku dan pasti mengatakan aku anak tidak tahu diri." Ungkapan yang penuh kesakitan dan juga ingin disayang oleh keluarganya, diungkapkan oleh Hana dalam air mata penuh kepedihan. “Aku memang mencintaimu Marko. Tapi cintaku padamu,- AKH! MERUSAK SEMUANYA! AKU BENCI DIRIMU MARKO! HIKS!” Hana berteriak menarik rambutnya kasar. Marko melihat itu, segera menarik tangan Hana menjauh dari rambutnya. Marko menggeleng. “Jangan lukai dirimu sayang. Hiks! Jangan sakiti dirimu. Aku tidak mau meminta maaf, karena membawamu ke sini dan menjauhkan dirimu dengan keluargamu itu. Aku tidak menyesal telah melakukan ini.” Ucapnya mencium punggung tangan Hana. “Aku lebih menyesal saat aku melihat dirimu menikah dan bahagia bersama dengan lelaki itu. Lalu aku? Hahahah! Aku tidak bisa menjalani hidupku tanpa dirimu Hana. Biarkan mereka membenci dirimu. Biarkan mereka menganggap dirimu anak tidak tahu diri, yang terpenting kita bahagia sayang. Aku janji! Akan membuat dirimu bahagia Hana.” Marko mempertemukan matanya dengan mata Hana. “Kau dan aku bahagia di sini. Tanpa nama Locanno. Karena namamu sekarang adalah… Hana,-" "Jangan pernah berani untuk mengubah namaku Marko! Namaku tetap Hanalia Locanno. Sampai mati. Sampai badanku terbujur kaku dan tidak ada aliran darah lagi di tubuhku ini. Namaku tetap Hanalia Locanno." Marko tertawa kecil mendengar ucapan Hana menatapnya dengan tatapan tajam. Marko mengangguk. "Yeah, namamu Hanalia Locanno. Tetapi di dunia luar kau akan dikenal dengan nama Yohana Arbeto!" ucap Marko, menatap Hana tegas dan tidak mau dibantah oleh gadis tersebut. "Percuma kau mengubah namaku. Karena aku tidak akan dicari oleh keluargaku Marko. Mereka tidak akan pernah mencari ku, Marko." Ucapan lirih dan senyuman sendu dari Hana, seketika membuat Marko terdiam. Setelahnya lelaki itu mendengus. "Kau kira alasanku mengubah namamu karena mereka tidak mencari kamu? Bukan itu Yohana Aberto. Mau aku ungkap satu rahasia padamu sayang?" tanyanya, mengelus pipi Hana lembut. Hana melihat Marko. Mengedipkan matanya berulang kali. Rasa penasaran menyelimuti hati Hana, menunggu ucapan selanjutnya dari Marko. Rahasia apa yang akan diungkap lelaki tersebut padanya sekarang. Marko terkekeh. "Kau tampak sangat penasaran sekali Hana, aku akan mengatakannya sayang. Aberto adalah namaku." Ucapnya, membuat Hana terkejut. "Jangan mengada Marko! Namamu Marko Locanno!" tunjuknya, tidak percaya. Marko mengangguk. "Memang. Tapi di dunia bawah, tidak ada yang mengenal Marko Locanno. Mereka hanya mengenal Marko Defian Aberto." Ucap Marko. "Locanno, hanya nama yang digunakan saat aku di Indonesia dan menjadi pengusaha yang tidak bisa melebihi Hansel Locanno dan Jefian Locanno. Tetapi ... Marko Defian Aberto. Melebihi kekuasaan semua anggota keluarga Locanno dan juga keluarga ibumu sayang. Aku tidak mau melibatkan nama Locanno di dalam dunia bawah, kau tahu kenapa?" tanyanya digelengi oleh Hana. "Karena aku masih menghormati mendiang Kakek kita yang memuja nama Locanno dan keluarganya. Aku menghormati pria itu, namun aku tidak mau menghormati ayahmu dan Hansel. Mereka adalah dua orang munafik. Apalagi Jefian dan Jordi Locanno." Seringai Marko lalu setelahnya berdecih. "Banyak hal yang tak kau ketahui Hana. Yang kau tahu hanya cerita sampah antara Haiden, Annelia, dan Jeora. Bagaimana dengan kisah lainnya sayang?" Marko tertawa kecil. Hana terdiam dengan beribu rasa penasaran. Apa sebenarnya yang tak diketahui olehnya?
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN