“Kau menikahi dan menculik gadismu itu?” tanya lelaki tua yang sudah rentah di tangannya terdapat cerutu yang mengeluarkan asapnya terus. Marko yang mendengarnya tersenyum sinis. “Bukankah tujuanku sudah jelas? Aku mau memilikinya menjadi milikku.” Ucap Marko dan mengambil satu gelas sampanye yang ada di depannya, lalu meminumnya dengan sekali teguk. “Kau tidak mengundangku ke pernikahanmu? Kau memang cucu biadab!” ucap Mr. Aberto yang menatap Marko dengan tatapan tajam dan membunuhnya. Marko tertawa kecil. “Untuk apa kau datang? Bukankah kau sakit? Tapi melihat keadaanmu sekarang, aku tahu kalau kau tidak sakit. Kau masih sangat sehat sekali.” Ucapnya pada lelaki yang berusia tujuh puluh tahun dan masih tampak bugar sekali di usianya yang sudah rentah dan bau tanah. Lelaki itu ter