Mereka masih saling diam. Gafi menoleh saat Aaliyah terdengar menghela nafas. "Hidup itu memang lucu ya, Om. Orang berpikir aku bahagia, karena orang tuaku kaya raya. Lalu orang pikir Om tidak bahagia karena hidup sederhana. Banyak orang mengukur kebahagiaan hanya dari harta," gumam Aaliyah. "Itu karena orang menilai dari apa yang dilihat oleh mata saja. Aku sendiri juga berpikir begitu tentang keluargamu. Keluarga sempurna. Pak Arifin orang yang baik, kalem, dan berwibawa. Bu Alda, orang yang sopan, dan rendah hati. Sempurna, tidak ada kekurangannya," sahut Gafi. "Aku berusaha tidak menyalahkan mami, dan papi, atas kesepian yang aku rasakan. Mereka sudah mengantarkan aku menjadi dewasa. Sudah menuruti keinginanku. Jadi, aku harus menanggung apa yang menjadi resiko, atas pilihanku sendi