Pagi dihabiskan Gafi dengan perasaan tidak tenang. Sebentar-sebentar ia menatap ponsel. Takut tidak mendengar panggilan Bi Cicih. Gafi sungguh tidak sabar, untuk melihat Aaliyah, dan putranya. 'Ya Allah tolong pertemukan aku dengan Aaliyah, dan putraku. Aku mohon padaMu ya Allah.' Gafi jadi tidak tenang bekerja, karena terus kepikiran Aaliyah, dan putranya. Gafi akhirnya duduk bersandar di kursi kerja. Wajahnya mendongak, lalu menunduk dalam. Di dalam hati terus berdoa, agar pertemuan dengan Aaliyah, dan putranya bisa segera terwujud. Ponselnya berbunyi, sigap Gafi meraih ponsel dari atas meja. "Assalamualaikum, Bi." Gafi menerima panggilan telepon dari Bi Cicih dengan penuh semangat. "Waalaikum salam, Mas Gafi. Nyonya sudah pulang. Mas Gafi bisa datang ke sini," sahut bibi. "Iya,