Dosa Yang Melenakan

1163 Kata

Aku duduk di kursi ruang makan ketika Mas Risky baru saja keluar dari kamarnya. Ia membawa Kiaa dalam gendongannya. Lelaki berkaus hitam dengan celana pendek itu lewat di sebelah meja makan yang kududuki tanpa sedikitpun menoleh. Gelas dalam tanganku kuletakkan di atas meja sebelum mengambil Kiaa dari gendongan ayahnya. "Permisi, Pak. Kiaa biar sama saya saja," ujarku mengulurkan tangan di depannya. Tetapi Mas Risky malah diam sambil mengarahkan pandangan tepat di bola mataku. "Sudah puas jalan-jalan?" lirihnya hampir tanpa suara. Tatapan itu tajam menusuk tepat di bola mataku. Aku terperanjat mendengar ucapannya. Tangan yang sudah terulur refleks kutarik kembali. Sayangnya aku tak berani memberikan pembelaan di depannya karena ada Bi Yati di depan meja kompor yang bisa saja mendengar

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN