Mike sudah keluar sejak tadi dan tidak balik-balik lagi. Sementara aku tidak bisa memejamkan mata, padahal semua badanku terasa ngilu dan mataku sudah berteriak supaya segera ditidurkan. Hanya saja beberapa hal di dalam kepalaku tidak mau diam dan tetap membuat keributan. Aku membaringkan tubuh ke sisi kanan, kemudian tetap tidak bisa memejamkan mata. Setelah aku mengganti posisi ke arah kiri, retinaku masih enggan meninggalkan cahaya. Oleh sebab itulah akhirnya aku memutuskan untuk bangkit dari atas tempat tidur. Aku menapakkan kaki ke atas lantai marmer yang bercorak hitam dengan bercak putih dan terasa dingin. Persis sebagaimana sang pemiliknya juga bersikap demikian. Tidak berwarna dan dingin. Aku berjalan menuju ke luar, lalu membuka pintu kaca yang menghubungkan kamar ini dengan