Arga bahkan menangis, dia merasa bersalah dan menyalahkan dirinya sendiri karena telah membuat calon istrinya seperti ini sedangkan dia hanya luka ringan.
Arga tidak mau kembali ke ruangannya padahal dia juga seharusnya membutuhkan perawatan.
"Arga, kau juga harus beristirahat," kata Emma yang sudah sedari tadi di sana, setelah sadar dari pingsan, dia langsung menemui putrinya yang berbaring pucat di sana.
"Aku tidak akan ke mana-mana sampai Resti sadar!" kata Arga, meskipun memang dia merasa tubuhnya lemah, tapi dia tidak ingin pergi dari sana,
Begitupun dengan Chloe, dia juga dengan setia berada di sana dan memangau keadaan sahabatnya.
"Dia akan baik-baik saja bukan Chloe?" Tanya Arga.
Chloe tercekat, matanya sudah bengkak sedari tadi karena menangisi Resti, dia bisa saja menangis lagi jika di tanya soal keadaan Resti.
"Kenapa kau diam saja, katakan sesuatu. Dia akn baik-baik saja kan?" Tanya Arga sekali lagi.
"Y-ya. Dia akan baik-baik saja, terus berdoalah agar Resti segera sadar," kata Chloe menahan rasa sesak di dadanya, dia mengeluarkan air matanya lagi, namun langsung di hapus olehnya.
*****
Hari demi hari berlalu, kini sudah tiga hari Resti belum sadarkan diri, Arga bahkan tidak pernah beranjak dari sana kecuali saat hanya ke kamar mandi. Begitupun dengan Chloe.
Emma dan Roni sangat bersyukur karena Resti memiliki calon suami dan sahabat seperti Arga dan Chloe, sedari Chloe kecil Emma dan Roni memang sudah menganggap Chloe seperti putrinya, maka dari itu Chloe juga memanggil Emma dan Roni dengan sebutan Mama dan Papa.
Arga terkejut ketika merasakan pergerakan jari Resti,
"Chloe, jari Resti bergerak!" kata Arga mengembangkan senyumnya.
Chloe yang mendengarnya terkejut, dia langsung memeriksa Resti lalu tersenyum,
Tak lama Resti mengerjabkan matanya dan membuka matanya yang membuat Arga semakin senang.
"Sayang!" panggil Arga dengan semangat,
"Ini benar-benar sebuah keajaiban, kondisi Resti sudah stabil," kata Chloe juga tersenyum, dia sangat lega Resti akhirnya bangun dari komanya dan melewati masa kritisnya.
Terdengar ringisan dari mulut Resti, dia ingin mencoba mengubah posisinya menjadi duduk, namun di cegah oleh Chloe.
"Jangan banyak bergerak dulu Resti, istirahat saja dulu," kata Chloe yang akhirnya di turuti oleh Resti.
"Terima kasih, Tuhan, terima kasih," ucap Arga. Dia benar-benar bahagia bisa melihat Resti membuka matanya kembali.
"A-arga!" panggil Resti.
"Ya, Sayang, aku di sini, aku selalu di sini," kata Arga yang membuat Resti tersenyum,
Dia melihat ke arah Chloe yang juga menangis namun tersenyum, dia bisa melihat kedua orang yang Resti sangat sayangi di dunia ini.
Emma dan Roni yang mendapatkan kabar kalau Resti sudah sadar akhirnya langsung masuk ke dalam ruangan putrinya, sama seperti Elise dan Radit, mereka langsung mengunjungi calon menantunya yang kondisinya sudah membaik.
Chloe yang selalu memantau kondisi Resti terkejut ketika malam harinya kondisi Resti menurun lagi,
Dia langsung memanggil dokter spesialis dan perawat lainnya, kini Resti merasakan sesak di dadanya, Arga dan yang lainnya kembali khawatir dan cemas melihat kondisi Resti.
"Bagaimana keadaan Resti, Dokter? Kenapa tiba-tiba nafasnya sesak? Padhal tadi siang dia baik-baik saja," tanya Chloe.
"Ternyata ada yang bermasalah dengan paru-parunya, ada luka dalam, kita akan memeriksanya lagi lebih lanjut," kata Dokter.
"Bukankah kemaren tidak ada, Dokter?" Tanya Chloe,
"Sepertinya kita kirang teliti, lukanya sepertinya dari kemaren, hanya saja efeknya terlihat sekarang," kata Dokter yang sebenarnya juga merasa aneh.
Karena saat pertama kali Resti di tangani, sepertinya paru-parunya tidak apa-apa.
"Chloe, sepertinya kemungkinan kecil Resti bertahan," kata dokter yang membuat Chloe terkejut,
"Separah apa?" Tanya Chloe, jantungnya kini juga sudah mulai merasakan nyeri saat dokter mengatakan seperti itu.
"Sangat parah," kata Dokter.
"Chloe... Chloe..." panggil Resti, yang membuat Chloe dan dokter terkejut.
"Aku di sini, kau akan baik-baik saja," kata Chloe menenangkan sahabatnya.
"Tolong panggilkan Arga, panggilkan semuanya," ucap Resti, Chloe bisa melihat Resti seperti menahan sakit di dadanya.
Chloe mengangguk, dia memanggil semuanya atas perintah Resti.
"Jangan terlalu banyak bergerak dan bicara Resti, katakan seperlunya saja," kata Chloe yang melihat Resti seperti menahan sesak,
Dia tadinya sangat senang dengan sadarnya Resti, tapi kini menjadi menangis lagi melihat Resti seperti ini.
"Sayang, ada apa? Kenapa kau mengumpulkan kita, jaga kesehatanku, kami semua di sini," kata Arga yang juga merasakan hatinya sakit.
Dia sudah di beritahu oleh dokter kalau kondisi Resti kembali drop dan lebih kritis, membuat semua orang menjadi lemas kembali, setelah mereka benerapa jam yang lalu merasa senang dengan sadarnya Resti.
"Aku ingin melihat kau menikah!" kata Resti sambil mengatur nafasny.
"Kita psti akan menikah, Sayang. Pasti menikah, tolong kuat dan bertahanlah untukku," kata Arga menggenggam tangan Resti bahkan sambil menangis.
Resti menggelengkan kepalanya.
"Aku ingin melihat kau menikah hari ini dengan Chloe".
Deg
Perkataan Resti membuat semuanya terkejut.
"Apa yang kau katakan Resti!" ucap Chloe yang tentu saja tidak terima dengan perkataan sahabatnya.
"Apa maksutmu, kau adalah calon istriku, aku hanya mencintaimu, aku tidak akan menikah dengan wanita manapun selain dirimu," kata Arga yang juga tidak terima,
Sedangkan di belakang ada orang tua Resti dan Arga yang hanya diam dan menyimak, mereka juga tak kalah terkejutnya dengan perkataan Resti yang meminta Arga menikah dengan wanita lain.
Resti mengheleng, "Hidupku tidak akan lama lagi, aku tidak ingin kau menikah dengan wanita yang tidak tepat, Chloe yang terbaik untukmu, ku mohon nikahi dia!" kata Resti menangis.
"Kau akan hidup lebih lama, jangan katakan apapun, aku tidak akan menuruti perkataanmu," tolak Arga.
"Chloe aku mohon," mohon Resti.
"Tidak, maafkan aku Resti, aku tidak mau, Arga calon suamimu, kalian saling mencintai, bagaimana bisa kau meminta aku untuk menikah dengan calon suamimu," tolak Chloe, tentu saja dia menolak, selain Arga adalah calon suami sahabatnya, Chloe sama dekali tidak mencintai Arga, begitupun sebaliknya.
"Aku mohon, aku tidak akan pergi dengan tenang jika aku belum melihat kau menikah dengan wanita yang baik, dan Chloe adalah wanita yang tepat untukmu, Arga!" kata Resti memangis tersedu yang membuat nafasnya semakin tidak beraturan.
"Resti, aku mohon jangan membahasnya, tenangkan dirimu, dadamu akan terasa semakin sakit jika kau seperti ini," kata Chloe membujuk Resti agar tenang dan tidak berkata seperti itu.
"Tidak, aku akan seperti ini sampai kalian menyetujuinya!" kata Resti yang memegang dadanya. Nafasnya benar-benar tidak beraturan.
"Sayang, jangn berkata apapun lagi, tolong tenanglah," kata Arga menangis dan panik karena nafas Resti bertambah semakin parah.