Kondisi Merlin belum bisa dikatakan stabil. Tekanan darahnya naik turun dan beberapa kali dia diserang rasa panik. Jadwal operasi belum bisa ditentukan jika kondisi pasien seperti itu. Jadilah, Merlin diminta pulang dan kembali seminggu lagi. "Jangan mikir macem-macem. Nggak ada apa-apa kok." Merlin menatap Prima yang duduk di depannya. Dia menggenggam tangan lelaki itu kemudian menatap depan. "Jujur aja gue emang takut." "Kalau terus takut jadwal operasinya mundur terus, Kak." Meyka yang mengemudi ikut menimpali. Dia melirik spion tengah, Prima mengangguk setuju dengan ucapannya. "Kan, buat kesembuhan lo, Kak." "Aduh! Takut gue bayangin." Merlin bergidik. Setiap hari, dia terus terbayang bagaimana saat dioperasi. Hal itulah yang membuat kondisinya jadi tidak stabil. "Biar nggak sakit