Pagi hari, Meyka dibuat kalang kabut karena Merlin tiba-tiba menangis histeris. Dia yang tidur di sofa, hampir terjatuh karena panik. Meyka seketika memanggil suster, beruntung suster rumah sakit dengan cepat datang dan memindahkan Merlin ke ruangan khusus. Sebentar lagi, dokter datang dan menangani Merlin. "Semoga lo baik-baik aja, Kak!" Meyka berdiri dengan kepala tertunduk. Dia tersadar, tidak mengenakan alas kaki. Lantas dia mengusap rambut yang berantakan. Dia tidak bisa memikirkan apapun selain kondisi Merlin. Meyka tiba-tiba teringat Prima, calon suami Merlin. Lelaki itu kemungkinan belum tahu, karena tidak kunjung datang. Meyka menatap ke ruangan yang tertutup rapat. Dia tidak diperbolehkan masuk, sampai dokter memanggil. Sedangkan sampai sekarang dokter belum juga datang. "Huh.